Tetapihal itu ternyata sudah tertulis dalam Kitab Yesaya (abad 7 S.M., atau lebih dari 2000 tahun sebelum Columbus!), dan bahkan dalam kitab Ayub yang lebih kuno lagi sudah dikatakan bahwa bumi tidak digantung atau disangga tiang-tiang (sekelilingnya kosong)! Dari mana penulis-penulis Alkitab itu mengetahui hal itu?

Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical hermeneutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. AbstrakPemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 90 Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Asigor P. Sitanggung Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta asigorps DOI Abstract Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical herme-neutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. Keywords cosmology; destruction of the earth; end times; eschatology; flat earth; natural disasters; renewal of the earth Abstrak Pemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Kata kunci akhir zaman; bencana alam; bumi datar; eskatologi; kosmologi; pembaharuan bumi; penghancuran bumi Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online Volume 3, No 1, Juni 2020; 90-101 Available at Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 91 1. Pendahuluan Eskatologi berasal dari kata εχαο eskhatos yang berarti yang terakhir’ atau hal-hal yang terakhir’.Eskatologi berarti cabang ilmu teologi yang mempelajari atau memba-has topik akhir zaman. Yang dimaksud dengan akhir zaman adalah berakhirnya alam semesta ciptaan Tuhan dan digantikan dengan bumi baru dan langit baru. Eskatologi sendiri mencakup periode waktu yang panjang, bahkan sangat panjang. Bagi aliran teologi tertentu, malah periode eskatologis dimulai sejak kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan-Nya dipahami sebagai permulaan zaman akhir ἐχά ου ͂ ν ἡ μερ͂ ν. Ujung dari zaman akhir adalah akhir zaman υνελείᾳ οῦ αἶ νο, yaitu kedatangan-Nya kembali. Merriam-Webster Dictionary mendefinisikan kosmologi sebagai a sebuah cabang metafisika yang berkaitan dengan natur alam semesta, atau sebuah teori yang menjelas-kan tatatan alam semesta; b sebuah cabang astronomi yang berurusan dengan asal-mula, struktur, dan relasi-relasi waktu-tempat dari alam semesta, atau teori-teori yang berhubungan dengan hal-hal dengan demikian dapat dipahami sebagai sebuah bagian dari ilmu pengetahuan. Namun dalam konteks makalah ini, definisi pertama yang digunakan, yaitu teori atau paham atau gagasan yang menjelaskan tatanan alam semesta, yang juga mencakup bumi. Dalam makalah ini, yang hendak dibuktikan adalah bahwa kosmologi bumi datar yang dipahami pada umumnya oleh masyarakat kuno yang menghasilkan Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memengaruhi secara kuat gagasan akhir zaman dalam Alkitab. Kosmologi bumi datar mesti dipahami untuk memahami apa yang dimaksud oleh Alkitab ketika ia berbicara tentang akhir zaman dan tidak boleh dibaca dalam pemahaman kosmologi bumi bulat yang modern. Ketika upaya dekonstruksi ini dilakukan, maka ditemukan bahwa Alkitab tidak sedang mengajarkan gagasan tentang akhir zaman yang menghancurkan secara menyelu-ruh bumi dan/atau alam semesta, melainkan merestorasi alam. Akhir zaman biblis hanya menyertakan bencana alam tetapi bukan destruksi total atas bumi dan alam semesta. 2. Metode Penelitian Makalah ini merupakan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode her-meneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah banyak teks-teks eskatologis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab khususnya Perjanjian Baru sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Pembaca-pembaca modern modern readership mesti membaca teks-teks Douglas ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1 Jakarta YKBK, 1995, 286. entri cosmology. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 92 eskatologis dalam Alkitab tersebut sebagaimana dipahami oleh orang-orang pada masa teks-teks tersebut muncul dan ditulis. 3. Pembahasan Kosmologi Yunani Kuno Mitologi Yunani – Bumi itu Bulat atau Datar? Kebanyakan filsuf Yunani pra-Sokrates meyakin bahwa bumi adalah datar. Beberapa ahli berkata bahwa para pengikut Pithagoras yang mengajarkan kosmologi bumi bulat spherical. Sebagian lain mengatakan bahwa Parmenides yang pertama kali meng-ajukan gagasan tersebut. Namun sebaliknya, Plato, dalam bukunya Phaedo 110b, menegaskan bahwa bumi itu bulat. Aristoteles juga kemudian berargumen bahwa bumi itu bulat. Aristoteles memperoleh banyak pengikut. Walau demikian, lawannya tidak kalah kuat. Di antara mereka adalah, Thales, Simplicius dan Anaxagoras. Namun dalam perjalanan sejarah, argumentasi-argumentasi Anaxagoras dkk. lebih diterima oleh publik pada zaman itu. Plato dan kemudian Aristoteles gagal dalam menyakinkan masyarakat bahwa bumi adalah memberikan argumentasi matahari yang dalam pengamatan bergerak dari Timur ke Barat dari titik pengamatan di bumi menghasilkan horizon yang datar. Menurut Couprie, Aristoteles tidak benar-benar mampu mengalahkan argumentasi Anaxagoras. Padahal menurutnya, itu sesungguhnya adalah ilusi optikal. Konklusi horizon datar akan tetap didapat, entah seseorang berpandangan kosmologi bumi datar ataupun bumi bulat. Gambar 1 Model kosmologi bumi datar yang diyakini oleh budaya- budaya kuno termasuk Mesir, Yunani-Romawi, dan juga Ibrani. © Dirk L. Couprie, Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology New York Springer, 2011, h. 181. Jean-Claude Pecker, Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology Berin Springer Verlag, 2001, 43. Thales dan filsuf-filsuf Yunani lainnya memiliki pemahaman kosmologi bumi datar yang sama dengan budaya-budaya kuno lainnya, seperti Mesir dan Ibrani. Couprie, Heaven and Earth, 181. Couprie melakukan sebuah kajian yang menarik sekali, dengan menggunakan argumentasi kedua belah pihak, dan melihat bagaimana Aristoteles tidak berhasil melihat bahwa itu bergeraknya matahari. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 93 Οὐραν dalam Mitologi Yunani Kuno Dalam Alkitab Perjanjian Baru, οὐραν οuranos seringkali digunakan untuk merujuk kepada tiga hal yang berbeda, yaitu langit, angkasa ataupun surga. Dalam bahasa Latin, ia disebut Uranus. Dalam mitologi Yunani kuno, Ouranos adalah dewa personifikasi dari langit. Ouranos adalah anak sekaligus suami dari Gaia, putri dari Chaos. Ia adalah salah satu dewa primordial protogenos atau yang pertama. Orang-orang Yunani kuno membayangkan langit Yun. οὐραν sebagai sebuah dome atau kubah yang solid dari kuningan, didekorasi dengan bintang-bintang, di mana sudut-sudutnya turun hingga batasan-batasan paling jauh dari bumi datar. Ouranos juga dipahami sebagai langit secara harfiah, sama halnya dengan Gaia Gaea adalah bumi secara harfiah. Ouranos and Gaia memiliki 12 putra dan 6 putri. Ia mengurung yang paling tua dari anak-anaknya – raksasa Kyklopes Cyclopes – Mata Satu dan Hekatonkheires Hundred Handers – Ratusan Tangan –jauh ke dalam perut bumi. Karenanya, Gaia menderita sakit yang luar biasa dan membujuk anak-anak Titannya untuk memberontak. 4 dari anaknya berasa di sudut-sudut bumi, siap untuk menangkap ayah mereka ketika ia turun ke bu-mi, sementara anak kelima, Khronos Cronus, mengambil tempat di tengah dan menge-birinya dengan sabit adamantine logam mitologis yang tidak bisa patah. Darah dewa langit tertumpah ke bumi, yang melahirkan Erinyes Furies and the Gigantes raksasa-raksasa yang penuh raja para titan, dan istrinya Rhea berkuasa atas dunia para dewa. Namun Ouranos meramalkan kejatuhan para Titan dan penghukuman yang akan mereka derita karena kejahatan mereka, bahwa salah satu anak dari Khronos akan mengalahkan mere-ka– sebuah nubuat yang digenapi oleh Zeus yang membuang kelima saudara tersebut ke dalam Tartaros. Terjadinya perang antara para Titan melawan Zeus dan kelompok-nya, yang seringkali disebut Olympians. Dalam versi lain, Khronos sendiri yang memakan lima anaknya yang pertama, dan Rhea menyelamatkan Zeus dari terkaman Khronos, ia dikebiri, Ouranos tidak pernah lagi menutupi bumi di malam hari, dan tia-da lagi kelahiran. Ia adalah langit yang dipahami oleh orang-orang Yunani kuno sebagai kubah perunggu yang ditopang oleh Atlas sang raksasa. Dalam puisi-puisi Homerik, Ouranos kadangkala menjadi nama alternatif bagi Olympus sebagai tempat kolektif dewa-dewa. Olympus hampir selalu digunakan sebagai rumah dari dewa-dewa Luke Roman dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology New York Facts on File, 2010, 508. Michael Taft ed., Greek Gods and Goddesses New York Britannica, 2014, 120. Roman, Encyclopedia of Greek, 508. Kathleen Daly dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z New York Facts on File, 2004,130; Robin Hard, The Routledge Handbook of Greek Mythology London Routledge, 2004, 68. Michelle M. Houle, Gods and Goddesses in Greek Mythology Berkeley, Enslow Publisher, 2001, 30. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 94 Olympian, namun Ouranos seringkali merujuk kepada langit alamiah yang ada di atas kita tanpa berbicara mengenai dewa-dewa, yang secara bersama tinggal di atas sana. Tahta mula-mula para dewa adalah Gunung Olympus, yang mana kemudian tradisi epik pada zaman Homer diubah menjadi ke langit, Ouranos. Ouranos menjadi sejak saat itu langit nun jauh yang menjadi tempat kediaman tidak sering muncul dalam kesenian Yunani tetapi gambaran Mesir tentang dewi langit Nut menggambarkan bagaimana ia dibayangkan raksasa, pria dengan penuh bintang dan kaki serta tangan yang panjang, berbaring di semua empat sudut, dengan ujung-ujung jari tangannya di timur jauh dan jempol kakinya di barat jauh, dan tubuhnya membentuk kubah langit. Dalam periode Romawi, ia digambarkan sebagai Aeon atau Aion, dewa waktu yang abadi, dengan bentuk seorang pria memegang roda zodiak, berdiri di atas Gaia yang berbaring Bumi.Kosmologi Yahudi Kuno Narasi Kejadian Dalam upaya revisi Alkitab Perjanjian Lama oleh LAI, salah satu usulan revisi yang menarik perhatian terkait pokok bahasan makalah ini adalah pada revisi narasi penciptaan dalam Kitab Kejadian. Kejadian 11-24, TB LAI menggunakan istilah cakrawala’ yang merupakan terjemahan dari ַ עיִק ָר raqiyah. Istilah ַ עיִק ָר secara harfiah berarti lempengen cekung’atau kubah’. LAI dalam upaya revisi Perjanjian Lama menggantinya dengan lempengan cakrawala’ ay. 7a dan kubah’ ay. 7b, 8, 14, 15, 17. Hal ini disampaikan dalam Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, 7-9 Februari 2018 di Caringin, Jawa Barat. Informasi lisan yang diterima beberapa waktu setelah Konas ini berakhir, terjemahan kubah’ ini ditolak. Nampaknya, ada semacam dialektika dalam mengusulkan istilah lempengan’ dan kubah’ dalam upaya revisi tersebut. Dialektika yang dimaksud adalah antara meng-gunakan pemahaman modern real readers terkait kosmologi atau menggunakan pema-haman kuno terkait kosmologi yang dipahami oleh masyarakat penerima asli implied readers narasi penciptaan ini. Dalam usulan revisi tersebut, berarti LAI memilih untuk mengikuti pemahaman kosmologi kuno yang dipahami masyarakat Ibrani kuno sebagai penerima penciptaan dalam Kitab Kejadian pasal 1 merupakan bagian dari pemahaman kosmologi bumi datar orang-orang Ibrani The Routledge Handbook, 80. Couprie, Heaven and Earth, 7. Brown-Driver-Briggs, dan Strong, entri ַ עי ִק ָר. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab terjemahan Baru Konas TB2 Jakarta LAI, 2018, 37, 45-47. Hal ini didiskusikan oleh Anwar Tjen, dalam Merajut Kebersamaan, 37. Untuk mendalami pokok ini, lihat John Walton, The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate Downers Grove Intervarsity Press, 2009, 14. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 95 Gambaran Umum Perjanjian Lama Perjanjian Lama memberikan gambaran matahari-bumi yang jelas merupakan sebuah gambaran dari pemahaman kosmologi bumi datar. Matahari selalu disebut terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat di sepanjang Perjanjian Lama. Dari 164 ayat yang menyebutkan matahari, sekitar 100 ayat berbicara menyangkut matahari yang terbit dan terbenam. Dengan kata lain, matahari digambarkan oleh Perjanjian Lama sebagai benda penerang langit yang bergerak mengitari bumi. Dari semua teks itu, narasi dalam Kitab Yosua adalah yang paling menarik. Yosua 1012-13 berisikan narasi di mana Yosua berdoa meminta matahari dan bulan berhenti bergerak, dan sesuai dengan doanya, maka matahari dan bulan pun berhenti bergerak. Memahami bahwa inilah konteks pada zaman Yosua, para penafsir mengabaikan kemus-tahilan tindakan ini. Mereka umumnya memahami bahwa ini adalah tindakan yang digambarkan dalam narasi Yosua menghentikan matahari ini tentu merupakan gambaran yang jelas bukan hanya pada pengaruh besar pemahaman kosmologi bumi datar melainkan juga pemahaman tatasurya geosentris dan bukan heliosentris. Kosmologi bumi datar memang selalu berkaitan dengan pemahaman tatasurya atau lebih tepatnya, tatabumi yang geosentris. Ini menjadi semacam dua sisi satu mata uang. Kosmologi-Eskatologi dalam Perjanjian Baru Injil-injil Injil-injil sinoptik adalah injil-injil yang menceritakan biografi pelayanan Yesus dari perspektif yang sama dan menyusunnya secara kronologis. Injil-injil sinoptik adalah Markus, Matius dan Lukas. Dari ketiganya, Markus adalah injil tertua. Matius dan Lukas menggunakan Markus sebagai sumber mereka. Selain Markus, para ahli menyatakan bahwa Matius dan Lukas menggunakan sumber hipotetis untuk kisah-kisah yang tidak ada dalam Markus. Sumber hipotetis ini disebut Sumber Q dari kata Quelle’ bahasa Jerman yang berarti sumber-sumber’. Markus tidak banyak berkisah tentang akhir za-man. Satu-satunya narasi tentang eskatologi atau akhir zaman adalah Markus 13. Narasi Markus 13 ini bisa dilihat sebagai nubuat akan akhir zaman. Namun ia juga bisa dilihat sebagai suatu vaticinium ex eventu harf. nubuat setelah kejadian, yaitu bahwa Markus menyampaikan suatu kejadian yang sudah terjadi dalam bentuk sebuah narasi Matius, eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu dibahas lebih banyak, yaitu dibahas dalam pasal 24 dan 25. Namun pasal 24 merupakan kutipan dari Markus 13 yang kemudian disertai tambahan-tambahan. Pasal 25 adalah khas Matius. Karena tidak ada baik dalam Markus maupun dalam Lukas, maka pasal 25 dipahami sebagai bersumber dari sumber ketiga, yang seringkali disebut Sondergut M. Gordon Mitchell, Together in the Land A Reading of the book of Joshua Sheffield Sheffield Academic Press, 1993, 88. Victoria Balabanski, Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997, 70-72. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 96 Serupa dengan Matius, dalam Lukas eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu merupakan kutipan dari Markus yang hanya disertai tambahan-tambahan. Narasi eskatologis ini ada dalam Lukas 21. Injil Yohanes tidak membahas tentang eskatologi atau akhir zaman secara khusus dengan gamblang. Ia hanya sedikit di sana-sini menyebutkan secara tidak langsung bahwa Tuhan akan datang kembali dan membawa murid-murid-Nya ke rumah Bapa karena Ia telah menyediakan rumah di sana Yoh. 143. Selebihnya, Yohanes tidak memberikan penjelasan apapun terkait eskatologi. Karena Markus 13, Matius 24 dan Lukas 21 adalah sama, dan Markus merupakan sumber dari Matius dan Lukas untuk narasi ini, maka makalah ini hanya membahas Markus 13. Struktur Markus 13 Ayat 1-2 Nubuat keruntuhan Bait Allah di Yerusalem Ayat 3-11 Tanda-tanda kedatangan nubuat ay. 1-2 Ayat 14-23 Datangnya Sang Pembinasa Keji Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Ayat 28-31 Pelajaran dari pohon Ara Ayat 32-37 Tiada yang tahu hari atau waktunya Ayat 1 berisikan ungkapan kekaguman para murid akan Bait Suci Yerusalem. Ayat ini menunjukkan kompleks Bait Allah, dan bukan hanya Bait Allah saja, tetapi semua bagiannya, termasuk istana Imam Besar dan bangunan-bangunan lain. Ayat 2 berisikan perkataan nubuat Yesus bahwa Bait Suci tersebut akan diruntuhkan. Dikatakan bahwa tidak satupun dibiarkan satu batu terletak di atas batu lain. Semua akan diruntuhkan dan dihancurkan. Perspektif akan Konteks Markus 131-2 Sebagian ahli biblika Perjanjian Baru akan menyatakan bahwa narasi Markus 131-2 merupakan suatu Vaticinium ex eventu, yaitu narasi berbentuk nubuat yang sesung-guhnya ditulis melihat ke belakang. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa dengan demikian Markus ditulis pada tahun 70-an. Jika melihat dari perspektif ini, maka ini bukan nubuat eskatologis atau akhir zaman. Namun sebagian ahli lain berkata bahwa narasi ini bisa juga dipahami sebagai nubuat. Argumentasinya adalah bahwa Zakharia juga, beberapa abad sebelum kelahiran Yesus sudah bernubuat akan kehancuran Yerusalem lih. Zak. 14. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa Markus ditulis pada tahun 60-an. Bila demikian, maka ini adalah nubuat dan dapat dikategorikan sebagai nubuat eskatologis atau akhir 5-13 Jawaban Yesus Yesus kemudian memberikan jabaran akan kejadian-kejadian eskatologis, bahwa akan ada mesias-mesias palsu ay. 5-6, akan ada peperangan tetapi belum kesudahannya ay. 7, akan ada persekusi ay. 9, Injil akan diberitakan ke seluruh dunia ay. 10 dan kemudian persekusi diulangi ay. 12-13. Balabanski, Eschatology in the Making, 71-72. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 97 Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Bagian ini adalah bagian apokaliptik dari Injil Markus yang menunjukkan gagasan kos-mologinya. Sesudah siksaan yang diceritakan di atas, matahari menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya ay. 24. Kemudian bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang ay. 25. Anak Manusia datang di awan-awan ay. 26. Malaikat-malaikat datang mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari segala penjuru ay. 27. Bila melihat penjabaran bagian ini, maka penjelasan bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang merupakan gambaran yang dipengaruhi oleh kos-mologi bumi datar yang dipahami baik oleh orang-orang Ibrani kuno, Mesir kuno atau-pun Yunani-Romawi kuno. Namun sebagian penafsir mengabaikan hal ini. Bintang-bintang yang dipahami sebagai dekorasi langit berjatuhan menimpa bumi ay. 25, na-mun bumi tidak hancur sama sekali, bahkan Anak Manusia digambarkan bersama para malaikat mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi ay. 27. Membaca teks ini sebagai bagian dari gambaran pemahaman kosmologi bumi datar, maka menjadi wajar bila bintang-bintang, yang hanyalah dekorasi langit, berjatuhan me-nimpa bumi, bumi tetap ada dan banyak orang tetap hidup. Kisah para Rasul Kisah Para Rasul 16-11 menceritakan tentang kenaikan Yesus ke surga. Ayat 9 menya-takan bahwa Yesus terangkat sampai awan-awan menutupi-Nya. Ayat 10 menyatakan mereka menatap ke langit waktu Ia naik. Kehadiran dua orang berpakaian putih, yang dipahami sebagai malaikat, menegaskan bahwa Yesus terangkat ke surga. Kisah yang tentunya diyakini historis ini bercerita bahwa Yesus ke surga dengan cara terangkat ke atas, menembus awan-awan. Tentunya ini juga gambaran kosmologi bumi datar. Eskatologi dalam Surat-surat Dalam Corpus Paulinum atau Surat-surat Paulus, tidak banyak bagian yang membahas tentang eskatologi, khususnya dalam kaitan dengan kosmologi bumi datar. Dalam 1 Korintus 15, Paulus membahas tentang kebangkitan, yang dimulai dari kebangkitan Kristus, kebangkitan orang-orang mati dan kemudian kebangkitan tubuh. Namun tidak disinggung gagasan tentang kosmologi bumi datar. Dalam eskatologi 1 Korintus, kedekatan kedatangan kembali Kristus terlihat. 1 Kor. 1551 menyatakannya “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah…” Istilah “kita” yang digu-nakan dalam kalimat ini bagi banyak ahli yang dimaksud adalah Paulus dan jemaat 1 Cf. Timothy J. Geddert, Believer’s Church Bible Commentary Mark Scottdale Herald Press, 2001, 314, 315; W. R. Telford, The Theology of the Gospel of Mark Cambridge Cambridge University Press, 1999, 208. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 98 Korintus serta semua orang percaya lainnya pada zaman itu. Namun ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang percaya saat itu Tesalonika Surat 1 Tesalonika adalah surat yang ditulis paling awal oleh Rasul Paulus kepada jema-at di Tesalonika. Paulus menegaskan bahwa Anak Allah akan datang kembali. Ia datang dari surga di mana akan ada murka, namun para pengikut-Nya akan dihindarkan dari murka 1 Tes. 110. 1 Tes. 413-18 - Kedatangan Tuhan yang dekat accelerated coming Bagian ini berbicara tentang eskatologi dan kedatangan Tuhan Parousia. Konteks bagi-an ini adalah jemaat yang berduka tentang saudara-saudara mereka yang telah mati. Je-maat tidak tahu tentang orang-orang yang telah mati. Mungkin mereka berpikir bahwa orang-orang yang sudah mati akan lenyap begitu saja. Karenanya Paulus kemudian mengatakan bahwa orang-orang mati dikumpulkan Allah bersama-sama Dia Yesus. Ini berbeda dengan pemahaman Perjanjian Lama tentang Sheol di mana orang-orang mati dikumpulkan di dunia orang mati. Yang hidup tidak akan mati melainkan akan menga-lami kedatangan Tuhan. Nampaknya Paulus menantikan kedatangan kembali Tuhan saat ia masih hidup. Pada hari kedatangan Tuhan, malaikat berseru dan sangkakala ber-bunyi. Ia datang/turun dari surga. Orang-orang mati akan bangkit lebih dulu Perjumpaan di Angkasa Paulus menyatakan bahwa “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” 1 Tes. 45. Frasa “kita yang hidup, yang masih tinggal” ἡ μεῖ οἱ ζ͂ νε οἱ περιλειπό μενοι yang digunakan dalam teks merujuk kepada Paulus dan jemaat Tesalonika. Paulus meyakini kedatangan Tuhan akan terjadi saat ia masih hidup dan jemaat Tesalonika masih hidup. Fakta bahwa ia dipenggal mati pada tahun 64-65, menunjukkan bahwa nubuat ini tidak terjadi atau gagal. Hal ini sejajar dengan 1 Korintus 1550-52. Ada perjumpaan di angkasa antara Tuhan dan para pengikut-Nya. Berkumpul di awan-awan, di angkasa. Angkasa yang mana? Gambaran perjumpaan ini menunjukkan pengaruh kosmologi kuno bumi datar. 2 Petrus Surat ini berisikan tentang kedatangan Tuhan pada 2 Petrus 31-13. 2 Petrus 310 me-nyatakan “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Kemudian, 2 Petrus 312 menyatakan “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena Anthony C. Thiselton, 1 and 2 Thessalonians through the Centuries Oxford Willey & Blackwell, 2011, 117. Arthur L. Moore, New Century Bible 1 and 2 Thessalonians London Nelson, 1969, 67. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 99 nyalanya.” Kelly melihatnya sebagai sebatas bencana kosmik. Apa yang dinyata-kan dalam kedua ayat tersebut, langit akan lenyap’ dan langit akan binasa dalam api’ hanya mungkin terjadi dalam pemahaman kosmologi kuno bumi yang datar. Langit di sini dipahami serupa dengan yang muncul dalam narasi penciptaan di Kitab Kejadian. Penutup Sebelum memulai bagian ini, perlu diperhatikan bahwa makalah ini tidak mengusulkan suatu bentuk rekonstruksi yang final melainkan mengajak para pembaca untuk turut memikirkannya dan bergumul bersama untuk membangun rekonstruksi bersama. Rudolf Bultmann mengatakan bahwa pernyataan dalam 1 Tesalonika 417 “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” tidak boleh dipahami secara ksomologis melain-kan secara eksistensial. Artinya, semua yang dikisahkan adalah bersifat mitologis, sehingga tidak boleh ditafsirkan secara kosmologis sebagai urutan-urutan kejadian kosmologis yang akan terjadi di masa yang akan datang. Gagasan Bultmann hadir menanggapi kritik para fisikawan sejak awal abad keduapuluh terhadap kosmologi yang dianut Gereja dan para teolognya. Walau demikian, hingga saat ini kosmologi ber-nuansa bumi datar masih memengaruhi teologi banyak berkaitan dengan argumentasi Bultmann tersebut, maka sesungguhnya Pengakuan Iman Rasuli maupun Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel mengakui hadirnya dunia tiga lapis, yaitu bumi, surga di mana Yesus naik, dan dunia orang mati di mana Yesus turun. Ini sesungguhnya adalah warisan pengaruh kosmologi bumi datar, yang memahami alam memiliki struktur tiga rangkap, atas ouranos, langit atau surga, tengah kosmos, bumi dan bawah Hades dunia orang mati ataupun Tartaros atau neraka. Bila ini tidak akan diubah, maka katekumen-katekumen mesti dididik bahwa ini bukanlah konteks kosmologis dalam perspektif modern melainkan konteks kosmologis pada zaman dahulu. Walaupun demikian, demitologisasi Bultmann sudah ditentang oleh banyak orang karena sebetulnya dengan demikian, jika program demitologisasi diterapkan secara konsisten, ia malah bertentangan dengan theisme; ia bertentangan dengan passio Christi, bahwa Kristus benar-benar telah mati dan bangkit. Pannenberg menentang hal ini. Baginya, divine intervention justru sangat fundamental bagi setiap pemahaman religius akan kata lain, divine intervention diyakini masih dimungkinkan untuk Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude London A&C Black, 1969, 364. Rudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 isalnya lih. M. Davidson, “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Matan Shapiro, “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” dalam Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Wolfhart Pannenberg, Basic Questions in Theology, vol. 3 London SCM, 1973, 68. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 100 terjadi. Maka kombinasi dari keduanya dapat dipertimbangkan, yaitu bahwa divine intervention tetap ada, namun pemahaman kosmologi diubah. 4. Kesimpulan Karenanya upaya yang diusulkan adalah rekonstruksi atas teks-teks eskatologis tersebut. Yang pertama, adalah dekonstruksi atau membongkar terlebih dahulu teks-teks yang dibangun dalam pemahaman kosmologi bumi datar tersebut sekaligus melihat teks dalam perspektif tersebut. Kedua, rekonstruksi atau membangun ulang teks-teks tersebut, dengan menaruhnya pada konteks kini. Dengan demikian, kosmologi yang dimiliki adalah tidak lagi bumi datar melainkan bumi bulat, tidak lagi kosmosentris melainkan heliosentris, dan tidak lagi berjenjang tiga, dunia bawah-dunia tengah-dunia atas tetapi sebagai satu kesatuan. Karenanya, upaya rekonstruksi yang dapat dianjurkan kemudian adalah melakukan reinterpretasi terhadap teks-teks eskatologis yang berbasis kosmologi bumi datar, kosmosentris dan dunia tiga tingkat, dan kemudian menggantinya dengan kosmologi bumi bulat, heliosentris dan dunia yang utuh. Sebagai contoh, teks Markus 1325 menyatakan bahwa bintang-bintang akan berja-tuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan guncang, tetapi bumi tetap ada ay. 27 dan tidak menjadi hancur. Dengan demikian, teks ini tidak lagi dipahami demikian dan diterima secara harfiah. Bila dipahami secara harfiah, maka sesungguhnya hal ini mustahil terjadi. Satu bintang saja matahari adalah bintang menimpa bumi, bumi pasti hancur-lebur dekonstruksi teks. Maka yang dapat digambarkan ulang adalah terja-dinya bencana alam yang besar namun tidak menghancurkan bumi rekonstruksi teks. Implikasi lain yang membuka kemungkinan penelitian selanjutnya adalah pemaha-man tentang surga dan neraka yang bersifat lokalistik. Surga yang dipahami di atas dan neraka di bawah merupakan hasil pengaruh dari kosmologi bumi datar. Ini membuka ruang untuk penelitian biblis lebih lanjut mengenai surga dan neraka dalam pembacaan kosmologi bumi bulat. Referensi Balabanski, Victoria. Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997 Bultmann, Rudolf. New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984. Couprie, Dirk L. Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology, New York Springer, 2011. Davidson, M. “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Daly, Kathleen dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z, New York Facts on File. Douglas, ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1, Jakarta YKBK, 1995. Geddert, Timothy J. Believer’s Church Bible Commentary Mark, Scottdale Herald Press, 2001. Hard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, 2004. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 101 Houle, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, 2001. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, 2018. Mitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, 1993. Moore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001. Roman, Luke dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology, New York Facts on File, 2010. Shapiro, Matan. “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Taft Michael, ed., Greek Gods and Goddesses, New York Britannica, 2014. Thiselton, Anthony C. 1 and 2 Thessalonians through the Centuries, Oxford Willey & Blackwell, 2011. Walton, John. The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate, Downers Grove Intervarsity Press, 2009. Roy Charly HP SipahutarArtikel ini adalah suatu upaya mencari makna ekoteologis dari teks penciptaan yang ada dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama. Subordinasi tema penciptaan dengan tema teologi lain dalam Perjanjian Lama membuatnya tidak dapat berbicara secara utuh. Demikian pula upaya yang dilakukan dalam menggali tema penciptaan biasanya hanya seputar teks dalam kitab Kejadian, hal tersebut menafikan bahwa ada bagian lain dalam Perjanjian Lama yang berbicara lantang tentang tema penciptaan ini. Oleh karena itu tulisan ini mencoba mengeksplorasi tema penciptaan dari bagian Sastra Hikmat Perjanjian Lama dengan menggunakan metode studi pustaka, meneliti sumber-sumber referensi dari penelitian yang berkaitan dengan teks terpilih dan mengimplementasikannya bagi tanggung jawab umat terhadap pemeliharaan alam. Hasil penelitian mengemukakan bahwa manusia adalah ciptaan yang bertanggung jawab menjamin keteraturan alam, hikmat Tuhan memampukan manusia untuk menjadi sahabat alam. Matan ShapiroBased on fieldwork with Brazilian neo-Pentecostal pilgrims to the Holy Land and ongoing survey of social media in this article I argue that Brazilian neo-Pentecostals increasingly imagine Brazil as a Promised Land and the Brazilian People as the People of God. Here, different substances associated with the Holy Land, the Jewish People and Jesus Christ are used to disperse in Brazil divine power, which is seen to emanate from God. This imaginary seeks to replace the hegemony of the democratic ethos of power in Brazil, which is seen to emanate bottoms-up from the Brazilian People. I associate this process with the conservative wave sweeping through the Brazilian political system and show what a Brazilian political imagination whose spiritual and moral centre is located in Biblical Jerusalem may look like. Dirk CouprieIn Miletus, about 550 together with our world-picture cosmology was born. This book tells the story. In Part One the reader is introduced in the archaic world-picture of a flat earth with the cupola of the celestial vault onto which the celestial bodies are attached. One of the subjects treated in that context is the riddle of the tilted celestial axis. This part also contains an extensive chapter on archaic astronomical instruments. Part Two shows how Anaximander 610-547 blew up this archaic world-picture and replaced it by a new one that is essentially still ours. He taught that the celestial bodies orbit at different distances and that the earth floats unsupported in space. This makes him the founding father of cosmology. Part Three discusses topics that completed the new picture described by Anaximander. Special attention is paid to the confrontation between Anaxagoras and Aristotle on the question whether the earth is flat or spherical, and on the battle between Aristotle and Heraclides Ponticus on the question whether the universe is finite or infinite. “In this book, Dirk L. Couprie presents his efforts at clarifying the views of the pioneers of theoretical cosmology. It covers the crucial period from about the middle of the sixth until the middle of the fourth century with its focus on the magnificent figure of Anaximander. The book by Dirk Couprie constitutes an important and in several respects indispensable contribution to this field.” Dmitri Panchenko St. Petersburg State UniversityPhiladelphia Fortress, 1984 30 hiseltonRudolf BultmannRudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 30 hiselton, 119.. M Isalnya LihDavidsonisalnya lih. M. Davidson, "Modern Cosmology and Theologians" dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 Routledge Handbook of Greek Mythology, London RoutledgeRobin HardHard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, and Goddesses in Greek MythologyMichelle M HouleHoule, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, N D KellyKelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, in the Land A Reading of the Book of JoshuaGordon MitchellMitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, L MooreMoore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001.

Pengalamandi "Tanah Datar" Pengalaman di dalam "Lembah" Namun kebanyakan hidup orang percaya di muka bumi dihabiskan di "Tanah Datar". Bapak/ibu yang dikasihi Tuhan, didalam Alkitab, Lembah kerap kali digunakan sebagai metafor/kiasan dari pengalaman-pengalaman negatif. Dan kita berharap pengalaman-pengalaman tersebut bisa kita

Bagaimana bentuk bumi sebenarnya? Apakah bentuk bumi datar atau bulat menurut Al-Quran dan Alkitab? Dengan menyelidikinya, kita akan tahu Kitab Suci yang benar dan sesuai sains. Ajaran Al-Quran Soal Bentuk Bumi Al-Quran terjemahan Yusuf Ali menuliskan, “And the earth We have spread out like a carpet/Dan Kami telah menghamparkan bumi seperti karpet . . .”Qs 1519. Kesannya Al-Quran dan Yusuf Ali percaya bahwa bumi itu datar seperti karpet. Tafsir Jalalain bahasa Inggris menjelaskan Qs 8820 “ . . . words sutihat,laid out flat’ . . . suggests that the earth is flat . . .” Artinya, “. . . kata-kata sutihat menghamparkan’ . . . memberi kesan bahwa bumi itu datar . . .” lihat juga Tafsir Jalalyn Qs 1915, 916. Kesepakatan Para Ulama Islam “Apakah Bentuk Bumi Datar atau Bulat?” Para ulama Islam berbeda pendapat soal bentuk bumi sebenarnya. Ada yang percaya bumi itu bulat, namun tidak sedikit meyakini bahwa bumi itu datar. Al-Qurthubi memakai Qs 1519 untuk membantah bahwa bumi bulat. Katanya “Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola.” Sheikh Abdul Aziz Ben Baz setuju dengan al-Jalalain. Beliau mengatakan bahwa “Bumi adalah datar, . . .” Dalam buku “Evidence that the Earth is Standing Still.”, Editor Islamic University of Medina, tahun 1395AH [1975 Masehi], Kota Medina, Saudi Arabia, Hal. 23. Bagaimana Bentuk Bumi Sebenarnya Bukan Masalah Akidah Menurut dr. Raehanul Bahraen, “Permasalahan apakah bumi bulat atau datar bukanlah permasalahan aqidah.” Mungkinkah ketidak-jelasan bentuk bumi, membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah wahyu Sang Pencipta? Sebab Sang Pencipta dunia pasti tahu bentuk bumi ciptaan-Nya, bukan? Jika bentuk bumi yang kasat mata saja tidak tahu, bagaimana Al-Quran tahu tentang sorga dan keselamatan? Bentuk Bumi Sebenarnya Menurut Sains Modern Filsuf Yunani Pythagoras 570 SM dan Aristoteles 427-247 SM sudah tahu bahwa bumi itu bulat. Dengan pelayarannya, Christopher Colombus 1492, membuktikan bahwa bumi itu bulat. Galileo 1616, juga berpendapat bahwa bumi itu bulat. Pada Desember 1972, Apollo 17 memfoto bumi dari luar angkasa, dan menyebutnya “blue marble” kelereng biru. Dari luar angkasa bumi kita nampak bulat seperti kelereng biru. Jika memang Al-Quran sesuai dengan sains soal bentuk bumi, silakan mengirimkan pandangan Anda lewat email kepada kami. Bentuk Bumi Dalam Alkitab Apakah bumi bulat atau datar menurut Alkitab? Sekitar 700 tahun sM/sebelum masehi, Allah sudah mewahyukan bentuk bumi dalam Alkitab. Firman-Nya, “Dia [Allah] yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang . . .” Kitab, Nabi Yesaya 4022. “Awan meliputi Dia [Allah], sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit!” Ayub 2214. Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa bumi bulat. Tuhan mengamat-amati dan menyertai manusia sepanjang masa. Tidak ada yang dapat menyembunyikan diri dari-Nya. Jadi, jelas bumi bulat bukan datar menurut Alkitab. Imanilah Wahyu Allah Jadi, soal bentuk bumi, Alkitablah yang sesuai dengan sains modern. Maka kita wajib mengimani Wahyu Allah/Alkitab. Alkitab juga mengajarkan bahwa Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Maukah Anda mempelajari Wahyu Allah? [Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”] Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Menurut Saudara mengapa Al-Quran tidak jelas menyatakan bentuk bumi sebenarnya? Al-Quran tidak tahu soal bentuk bumi, apakah itu bukti bahwa Al-Quran bukan wahyu Allah? Alasannya! Berkaitan dengan bentuk bumi menurut Alkitab dan Al-Quran, mengapa Alkitab, bukan Al-Quran yang wajib diimani? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Bentuk Bumi Sebenarnya Menurut Al-Quran dan Alkitab?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut Wahyu Allah, Melalui Mimpi Atau Firman? Pantaskah Orang Islam Memperhatikan Tulisan Para Nabi? Bismilah – Intisari Al-Fatihah, Apa Intisari Wahyu Allah? 4 Alasan Kristen Menolak Al-Quran Sebagai Wahyu Allah Video Muslim Dan Nasrani – Benarkah Al-Quran Kitab Penyempurna? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke 081281000718
Keterkaitanantara teori Bumi datar dengan Alkitab ditegaskan Rowbotham dalam sebuah leaflet berjudul The Inconsistency of Modern Astronomy and Its Opposition To The Scriptures!! yang diterbitkannya belakangan. Dalam leaflet itu ia berpendapat, "Alkitab, bersama-sama dengan indra kita, mendukung ide bahwa Bumi berbentuk datar dan tidak
TENTANG KEBERADAAN ALAM SEMESTA Dalam usaha umat kristiani untuk membuktikan bahwa Tuhan itu “ADA”? Senantiasa mereka berkata, bahwa alam ini tidak terjadi begitu saja, pastilah ada sesuatu yang mereka sebut sebagai ciptaan Tuhan dengan desain Cinta Kasih yang Maha Sempurna, akan tetapi ada beberapa masalah yang akan muncul dari argument tersebut, tentu argumen itu, mengandung kesalahan yang Besar. Pertama; Bagaimana umat kristiani tau, kalau hanya Tuhan nya saja yang melatar belakangi penciptaan alam demesta dan seluruh isinya?, mungkin saja ada Tuhan agama lain yang mendesain dan menciptakan alam semesta ini. Alam semesta ini begitu kompleks dan rumit, dan kita bisa saja berpendapat ada ribuan Tuhan yang terlibat dalam rancangan dan ciptaan alam semesta ini diperkirakan ada 4200 agama di dunia, sehingga berakibat begitu kompleks dan rumit Simak Tentu alasan ini, yang paling masuk akal, daripada harus percaya hanya 1 satu Tuhan saja, seperti klaim umat kristiani. Kedua; Kita juga perlu bertanya apakah Tuhan Kristen yang mendesain lalu mencipta dengan sempurna? Bila demikian, maka seharusnya di-jawab; Iya! tentu alam semesta dan seluruh isinya mutlak dan harus sempurna!. Dan mari kita uji bersama dengan kebijaksanaan atas pengertian yang nenar, dari FAKTA berikut dibawah ini; Fenomena Benda Tak Hidup HUJAN; Ketika hujan, tentu kita bertanya, Siapa yang membuat hujan ini?. Dan kita semua tau bahwa hujan ini bukan dikarenakan seseorang, tetapi karena Suatu fenomena alam seperti panas, penguapan, pengendapan dalam bentuk awan dlsb. Dan hujan juga telah menurunkan dan memberi kita air murni sebagai air minum dan kehidupan. Akan tetapi terkadang hujan yang terlalu deras bisa menyebabkan banjir,Orang kehilangan nyawa dan harta kehilangan mata pencaharian Namun bila tak ada hujan sama sekali, Mengakibatkan jutaan Orang wafat karena kemarau dan kelaparan yang berkepanjangan Note; seperti contoh FAKTA berita dibawah dari akibat kemarau panjang masyarakat kristen kuno di ethiopia yang menyebabkan kematian 7,7 juta jiwa, sejak 1983 s/d 2017 kumparannews/jumlah-korban-kelaparan-ethiopia-bertambah-kini-7-7-juta-orang. Pertanyaan; Apakah ini yang disebut rancangan Tuhan yang sempurna? Dan Mengapa Tuhan Yesus tidak turun ke-dunia untuk membuktikan Mukjizatnya, memberi roti, anggur, dan menghidupkan mereka kembali yang sudah wafat seperti kisah lazarus?Agar kami percaya bahwa Tuhan Yesus ada? BATU; Ketika kita melihat batu yang halus di sungai, tentu juga kita tidak bertanya siapa yang memoles batu ini? sebab kita semua tau bahwa Permukaan batu yang halus itu bukan dikarenakan seseorang, akan tetapi karena suatu kejadian alam seperti gesekan pasir dan air. GUNUNG Yang menjulang tinggi ke angkasa, tentu indah dan sedap dipandang mata; Akan tetapi saat tanah longsor, gunung meletus yang terjadi dari abad ke abad, telah banyak menimbulkan kerugian dan kematian, Apakah ini yang disebut sebagai rancangan dan ciptaan yang sempurna?, ANGIN Dengan hembusan yang sejuk, memang menyenangkan; Akan tetapi saat topan dan badai, seringkali juga menyebabkan kehancuran dan hilangnya nanyak nyawa, Lalu apakah ini Juga disebut sebagai rancangan dan ciptaan yang sempurna?. Mala petaka dari fenomena benda mati tersebut diatas, merupakan FAKTA yang tidak mencerminkan kesempurnaan dari rancangan dan ciptaan alam semesta ini, Sehingga tidak bisa hanya diciptakan oleh satu Tuhan saja yang katanya sempurna. Fenomena Benda Hidup. Sekilas pandangan dangkal kalau di alam ini kelihatan indah dan harmonis, semua mahluk hidup berkecukupan dan masing-masing mempunyai tugas di dunia ini. Akan tetapi semua ilmuwan menyatakan bahwa alam ini begitu kejam, Untuk bertahan hidup saja mahluk hidup yang satu harus memangsa mahluk hidup yang lainnya, Sehingga harus menghindarkan diri dari menjadi mangsa mahluk lain. Di alam ini tak ada secuil pun waktu untuk berbelas kasihan, cinta kasih serta pengampunan. Jika Tuhan yang merancang dan menciptakan semua ini. Tentunya kita telah membuktikan bahwa Alkitab merupakan dokumen yang begitu kejam. Dan dunia hewan bukanlah satu-satunya rancangan yang tidak sempurna dari sudut pandang etis. Mahluk hidup juga tidak sempurna, karena sering terjadi kesalahan yang tidak masuk akal, yang mana; Ada jutaan bayi terlahir cacat phisik dan mental,Bayi yang meninggal dalam kandungan,Bahkan meninggal sesaat setelah dilahirkan dlsb. Pertanyaan; Mengapa Tuhan yang sempurna mau menciptakan yang buruk? Akhirnya; Tuhan menyesal atas ciptaannya bahwa Ia akan menghapus manusia yang telah Ia ciptakan, maupun hewan-2 dan binatang-2 melata dan burung-2 di udara, karena Ia telah menyesal bahwa Ia telah menjadikan mereka kejadian 65-7 Lalu umat kristiani menggiring kita kepada opini untuk mempertahankan ide dan argument tentang; DONGENG PENCIPTAAN Ketika kita meminta untuk membuktikan keberadaan Tuhan, maka umat kristen akan segera membuka Alkitab dan berkata “Injil yang mengatakan Tuhan Yesus ada”. Lalu mengapa kita harus percaya Alkitab saja?, Sementara kita tidak boleh mempercayai kitab agama lain, yang tentunya pasti memiliki argument masing2, tentang sebab awal adanya alam semesta ini. Penggunaan untuk menunjukkan keberadaan Tuhan, hanyalah Mutlakjika Alkitab berisi kata2 Tuhan. Akan tetapi Alkitab tidak mempunyai Fakta, bahwa Alkitab merupakan wahyu Tuhan. Lebih lanjut adalah bagaimana kita membuktikan bahwa; Alkitab hanya dokumen konflik politik yang banyak mengandung kesalahan. Maka dari itu mari kita awali penelitian dan menemukan kesalahan Alkitab, sehingga tidak bisa disebut Firman/ Wahyu Tuhan, yang mana penciptaan alam semesta, sangat bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan Modern, bahkan Ilmu Perbintangan dan Biologi di Perguruan Tinggi. Dengan alasan yang sederhana bahwa; Bumi bergerak pada porosnya dan mengelilingi matahari, yang mana keping2 tektonik di permukaan bumi juga bergerak. Akan tetapi Alkitab menyatakan bahwa bumi tidak bergerak Bumi Datar Seperti tertulis pada Alkitab; Gemetarlah dihadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh tegak bumi, tidak bergoyang 1 tawarikh 1630, mazmur 931, 9610, 1045, yesaya 4022 Simak “Bumi Datar Menurut Alkitab”. Posted by on 20 JULY 2017 Syalom. Salam sejahtera bagi kita semua. Pada kesempatan berikut ini, saya akan menjelaskan tentang ayat-ayat dalam Alkitab yang memperkuat bukti bahwa bentuk bumi sesungguhnya adalah datar dan tidak sesuai dengan teori bumi bulat. Mazmur 93 1 “TUHAN memerintah, Ia berpakaian kemuliaan, TUHAN berpakaian dan berikatpinggangkan kekuatan. Sebenarnya, dunia tegak dan tidak terguncangkan.”TB/” The LORD reigneth, he is clothed with majesty; the LORD is clothed with strength, wherewith he hath girded himself the world also is stablished, that it cannot be moved.”KJV Dalam nats tersebut dapat dengan sangat jelas dimengerti bahwa bumi tidak bergerak yang tercantum dalam frasa “dunia tegak”. Sementara itu frasa “tidak terguncangkan” mengandung arti bahwa terdapat fondasi yang didasarkan untuk menopang bumi ini sehingga tidak goyah ataupun roboh. Yesaya 40 22 ” Dia yang duduk di atas bulatan bumi, yang penduduknya seperti belalang, Dialah membentangkan langit seperti tirai, dan menghamparkannya seperti kemah untuk ditinggali,”TB/ “It is he that sitteth upon the circle of the earth, and the inhabitants thereof are as grasshoppers; that stretcheth out the heavens as a curtain, and spreadeth them out as a tent to dwell in”KJV Dalam ayat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk permukaan bumi adalah datar yang terdapat dalam frasa “menghamparkannya seperti kemah untuk ditinggali”. Selain itu terdapat pula pernyataan “membentangkan langit seperti tirai” yang dapat dimengerti bahwa di atas bumi terdapat langitfirmament yang menyelimuti bumi. Yosua 10 12-13 “12 Pada hari itu TUHAN menyerahkan orang Amori kepada orang Israel. Yosua berdiri di hadapan orang-orang Israel dan berkata kepada TUHAN “Matahari, berhentilah di atas Gibeon, dan bulan, di atas Lembah Ayalon.”13 Berhentilah matahari, dan bulan tidak bergerak sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah itu telah tertulis dalam Kitab Yasar? Matahari pun berhenti di tengah-tengah langit dan tidak bergerak sehari penuh.”TB/”12 Then spake Joshua to the LORD in the day when the LORD delivered up the Amorites before the children of Israel, and he said in the sight of Israel, Sun, stand thou still upon Gibeon; and thou, Moon, in the valley of And the sun stood still, and the moon stayed, until the people had avenged themselves upon their enemies. Is not this written in the book of Jasher? So the sun stood still in the midst of heaven, and hasted not to go down about a whole day.”KJV Firman Tuhan di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa matahari dan bulan bergerak bukan buminya yang bergerak. Mengapa Tuhan memberhentikan kedua benda langit tersebut jika buminya yang bergerak? Mengapa Tuhan tidak memberhentikan saja buminya? Inilah bukti dalam firman-Nya yang ditujukan kepada kita agar kita mengetahui keadaan alam di dunia. Sangat jelas sekali pernyataan dan logika bahwa bulan dan matahari bergerak mengelilingi bumi dalam ayat tersebut. Kejadian 1 6-7 “ 6 Kemudian, Allah berkata, “Jadilah cakrawala di antara segala air untuk memisahkan air dari air!”7 Maka, Allah menciptakan cakrawala dan memisahkan air yang ada di atas cakrawala itu dengan air yang ada di bawahnya. Maka, jadilah demikian.”TB/”6 And God said, Let there be a firmament in the midst of the waters, and let it divide the waters from the And God made the firmament, and divided the waters which were under the firmament from the waters which were above the firmament and it was so.”KJV Nats tersebut merupakan kisah penciptaan langit dan bumi pada hari kedua dimana Tuhan menciptakan cakrawalalangit sebagai pemisah dari air yang berada di atas langitkubah dan air yang berada di bawah langitkubah. Dari sini dapat diketahui bahwa sekali lagi terdapat kubah yang menutupi bumi untuk memisahkan air yang di atas maupun di bawah kubah. Jelas tidak ada yang namanya luar angkasa di atas bumi kita ini. Semua sudah ditetapkan oleh Tuhan Allah bahwa terdapat batas langit untuk memisahkan bumi dan sorga. Demikian penjelasan materi dari saya, semoga bermanfaat. Salam People Power! Tuhan Yesus memberkati kamu sekalian. Amin. LAPAN Sebut Pengikut Bumi Datar Tak Pakai Logika Ilmiah Jakarta, CNN Indonesia –Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Thomas Djamaluddin mengungkap alasan jumlah pengikut Bumi datar yang kian hari jumlahnya terus bertambah. Menurutnya, hal itu semata antaran kepercayaan yang tak diiringi informasi pendukung. “Itu kepercayaan yang dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang diterima,” jelasnya kepada melalui sambungan telepon, Jumat 16/11. Kepercayaan yang dimaksud Djamal terkait dengan dongeng mengenai Bumi datar yang disebut sama dengan kepercayaan kepada dongeng yang beredar di tengah masyarakat. Selain terkait kepercayaan, juga tak sependapat jika penganut teori ini punya maksud tak percaya pemerintah atau badan antariksa. Menurutnya, teori ini murni bentuk kepercayaan tanpa dasar logika. “Itu Bumi datar bukan teori, sekedar kepercayaan yang tidak mengunakan logika ilmiah,” imbuhnya. Kesimpulan tersebut ditarik berdasarkan interaksi Djamal secara langsung ketika memberikan penjelasan kepada penganut kepercayaan Bumi datar di Indonesia. Pria berkacamata ini mengatakan kerap membagikan informasi mengenai fenomena-fenomena alam untuk membuktikan bahwa bentuk Bumi bulat. Penganut teori Bumi datar sebelumnya dilaporkan telah berkumpul dan mengadakan dua kali konferensi untuk memperkuat argumen mereka mengenai bentuk planet yang tidak bulat. Pada konferensi kedua yang diselenggarakan pada 15-16 November 2018 di Denver, AS pada penganut kembali berupaya menunjukkan rupa Bumi yang diyakini datar. Beragam presentasi dan perdebatan dikemukakan untuk memperkuat argumen bahwa Bumi tak bulat. Sementara pada Konferensi Bumi Datar pertama di November 2017, ahli Bumi datar’ memprakarsai Crypto Media and Creation Cosmology Institute yang mendatangkan pembicara dan para ahli’ Bumi datar. BAGIAN lain, kita akan mendapatkan pertentangan dengan Ilmu Pasti, serta tidak masuk akal, bahkan isi Alkitab sendiri saling Kontradiktif. Diberitakan kepada kita bahwa hari; Pertama; “Tuhan menciptakan terang dan gelap” kejadian 11-5. Akan tetapi pada Hari Ke-empat “Tuhan mencipta matahari” kejadian 114-19 Pertanyaan; Bagaimana bisa Tuhan bisa mengatakan Terang dan gelap, tanpa ada matahari?. Diberitakan pula pada hari Ke-tiga “Tuhan menciptakan tanaman-tanaman dan pepohonan”. kejadian 1 20-23. Dan akhirnya pada hari Ke-enam “Tuhan menciptakan manusia” kejadian 126-27. Tetapi pada kitab yang sama, dengan versi berbeda menyatakan; “Tuhan menciptakan manusia Adam lebih dahulu” kejadian 27. “Kemudian Tuhan menciptakan tanaman-tanaman dan pepohonan” kejadian 29. “Kemudian burung-burung dan semua binatang” Kejadian 219. “Kemudian Tuhan menciptakan manusia perempuan/Hawa” kejadian 221-22. Pertanyaan; Bagaimana mungkin kitab yang dama dengan versi yang berbeda bisa saling bertentangan?. Sekarang mari kita pada bagian lain dalam kisah Nuh , diberitakan bahwa; Nuh membawa 2 dua pasang dari jenis binatang, lalu dimasukkan kedalam bahtera kejadian 619. Tapi dibagian lain diberitakan bahwa Nuh membawa 7 tujuh pasang binatang bersih, burung-burung serta binatang lainnya kejadian 72 Berulang kali kita melihat dan membaca Fakta pada Alkitab yang sama bisa saling kontradiktif. Namun umat kristiani memprotes bahwa kesalahan yang kita buktikan itu, sifatnya sangat kecil dan tidak penting. Akhirnya kita juga layak untuk membuktikan satu kesalahan yang kecil, pasti menemukan kesalahan yang besar yang digunakan selama berabad-abad, serta berkesimpulan bahwa; Alkitab tidak sempurna, bukan firman atau wahyu Tuhan Atau Tuhan umat kristiani senantiasa berbuat kesalahan?
11: Bahwa inilah khayal Obaja. Demikianlah firman Tuhan Hua akan hal Edom: Bahwa dari pada Tuhan juga kami sudah mendengar kabar dan bagaimana seorang utusan sudah disuruhkan di antara segala bangsa kafir; bangkitlah berdiri, biar kami berlengkap akan berperang dengan dia. Ada sebuah mitos populer yang menyebutkan kalau pelayaran Christopher Columbus pada tahun 1492 bertujuan untuk membuktikan kalau Bumi itu bulat. Bagaimanapun, mitos ini berkaitan dengan miskonsepsi sejarah lainnya tentang orang-orang Abad Pertengahan yang dianggap "kurang berpendidikan" daripada orang-orang yang hidup pada masa kenyataannya, orang Yunani, Romawi, dan Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Penulis Kristen Abad Pertengahan menjelaskan kalau Bumi itu seperti bola. Bahkan, para pelaut yang buta huruf pun tidak percaya kalau Bumi itu datar karena alasan yang sederhana. Lantas, dari mana asalnya mitos tersebut?Artikel ini akan membahas salah satu miskonsepsi terkenal ini. Berikut Pertama-tama, Columbus tidak membuktikan kalau Bumi itu berabad-abad, para ilmuwan dan ahli matematika sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat. Mereka melakukan eksperimen berdasarkan panjang bayangan, naik turunnya matahari, dan titik hilang kapal. Pada 1492, atau selama puncak Renaisans, orang-orang terpelajar sangat yakin kalau Bumi itu Christopher Columbus tidak pernah berusaha untuk menyangkal teori Bumi datar. Faktanya, seperti dijelaskan oleh History, Columbus lebih tertarik pada harta yang ada di Dunia Baru alih-alih membuat sebuah "penelitian ilmiah" sepanjang perjalanannya. Pada 1492, tahun yang sama ketika Columbus sampai ke Amerika Tengah, seorang ahli geografi Jerman bernama Martin Behaim menciptakan sebuah globe yang menggambarkan bentuk Bumi. Disebut Erdapfel atau "Apel Bumi," globe buatan Behaim telah menampilkan benua Eropa, Asia, dan Afrika yang dikelilingi secara historis, Behaim bukanlah orang pertama yang membuat globe. Globe atau bola dunia pertama diketahui berasal dari abad ke-2 SM, yang dibuat oleh seorang filsuf Yunani bernama Crates of Setiap pemikir penting di Abad Pertengahan menyatakan kalau Bumi itu Yunani yang hidup selama abad ke-6 SM tahu kalau Bumi itu bulat. Filsuf seperti Pythagoras, Aristoteles, dan Euclid juga menulis kalau Bumi itu bulat. Beberapa sarjana Abad Pertengahan bahkan menulis kalau Bumi adalah sebuah bola. Klaim ini tertulis jelas pada buku Johannes de Sacrobosco yang berjudul De Sphaera Mundi atau "Bola Dunia."Tak hanya para astronom di akhir Abad Pertengahan, para penulis Kristen awal juga menggambarkan Bumi layaknya sebuah bola. Dalam tulisannya, St. Venerable Bede menyatakan kalau bentuk Bumi adalah bulat dan klaim itu dibenarkan oleh kitab bentuk Bumi tidak menjadi perhatian utama dari banyak penulis Kristen awal. St. Augustine misalnya, yang menganggap kalau perdebatan tentang bentuk Bumi bukanlah sebuah perbincangan yang kritis. Bagi Augustine, tidak ada untungnya membicarakan topik semacam itu, terutama bagi mereka yang fokus mencari Ptolemy menulis "Geographia" berdasarkan bentuk Bumi yang bulat abad ke-2 M, Ptolemy menulis Geographia, sebuah karya ilmiah yang dibuat atas ilmu pengetahuan Yunani yang menyebutkan kalau Bumi itu bulat. Satu-satunya masalah besar yang harus ditangani Ptolemeus adalah cara untuk menggambarkan bentuk Bumi yang bulat di atas kertas yang pun mempopulerkan penggunaan lintang dan bujur sebagai metode untuk mematok beberapa titik di permukaan Bumi yang bulat. Pada masa itu, dia telah menggunakan sistem proyeksi berbasis matematika untuk membuat peta dunia. Karya Ptolemy tetap populer selama berabad-abad hingga Zaman Eratosthenes sudah menghitung keliling Bumi pada abad ke-3 SM yang mengejutkan adalah bahwa orang Eropa sudah mengetahui kalau Bumi itu bulat sejak ribuan tahun yang lalu. Mengutip dari National Geographic, pada tahun 240 SM seorang ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes dari Kirene mengukur keliling Bumi menggunakan sudut bayangan pada jam matahari di kota Alexandria, pengukurannya, Eratosthenes memperkirakan kalau Bumi memiliki keliling sekitar mil. Perhitungan Eratosthenes sangat dekat dengan jarak sebenarnya yang diukur di zaman modern, yaitu mil atau Karya-karya astronom Muslim pada Abad Pertengahan dibangun di atas "Geographia" Zaman Keemasan Islam, para filsuf Muslim mulai menghidupkan kembali ilmu pengetahuan Yunani kuno yang "ditinggalkan" oleh orang-orang Eropa. Sejak abad ke-8, para astronom Muslim sudah mengamati bintang-bintang dan membuat perhitungan dari observatorium majalah Astronomy, para astronom Muslim memakai karya Ptolemeus, Geographia, untuk menghitung presesi Bumi. Jelas sekali kalau mereka sudah tahu kalau bentuk Bumi itu bulat berdasarkan pengamatan mereka pada saat itu. Baca Juga 5 Hal Besar yang Akan Terjadi Jika Bumi Berbentuk Datar, Agak Ngeri! 6. Sebuah peta dari Abad ke-15 menunjukkan bentuk Bumi yang Jeffrey Burton Russell membahas mitos Bumi datar di Abad Pertengahan dalam bukunya yang terbit di tahun 1997. Dalam karyanya, Russell mencatat, "Dengan sedikit pengecualian yang luar biasa, tidak ada orang terpelajar dalam sejarah Peradaban Barat, dari abad ke-3 SM dan seterusnya, yang percaya kalau Bumi itu datar."Setelah para pemikir Yunani kuno menetapkan bentuk Bumi yang bulat, pengetahuan itu menyebar dan diterima oleh semua orang Yunani dan Romawi yang terpelajar. Pengetahuan itu terus bertahan sepanjang Abad tahun 1450-an, seorang biarawan Venesia bernama Fra Mauro membuat peta dunia yang memadukan pengetahuan Ptolemeus dan laporan perjalanan dari para pedagang. Peta Fra Mauro menggambarkan Bumi sebagai bola. Dia bahkan menunjukkan posisi Bumi di alam semesta yang, menurutnya, berbentuk bulat juga. 7. Bahkan, para pelaut yang buta huruf tahu kalau Bumi itu bulat orang Eropa Abad Pertengahan yang terpelajar tahu kalau Bumi itu bulat. Namun, bagaimana dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan? Nyatanya, para pedagang dan pelaut yang buta huruf juga mengetahui bentuk Bumi yang saat itu, para pelaut selalu melihat kapal yang mendekat dari menara pengintai. Saat kapal akan berlayar ke laut lepas, lambung kapal akan tenggelam lebih dulu. Mungkin orang pertama yang mengetahui bentuk Bumi adalah para pelaut kuno, yang melihat kalau Bumi itu bulat jauh sebelum para filsuf Yunani kuno membuat teori Pencipta mitos Bumi datar adalah orang yang menciptakan kisah "Penunggang Kuda Tanpa Kepala" Irving, yang terkenal lewat karyanya The Legend of Sleepy Hollow, menyebutkan bahwa Columbus telah membuktikan kalau Bumi itu tidak datar. Pada tahun 1828, Irving menerbitkan sebuah buku berjudul The Life and Voyages of Christopher buku itu, Irving menggambarkan Columbus sebagai sosok heroik yang percaya kalau bentuk Bumi itu bulat. Dalam ceritanya, Irving membuat seorang ahli geografi Katolik berseru, "Adakah orang yang begitu bodoh, sampai percaya [pada] orang yang berjalan dengan tumit ke atas, dan kepala menunduk?"Faktanya, setiap ahli geografi di abad ke-15 tahu kalau Bumi itu bulat. Sayangnya, klaim fiksi buatan Irving terus bertahan dan dipercaya sampai saat Antoine-Jean Letronne menyebut teori Bumi datar berasal dari Abad Pertengahan untuk mendiskreditkan Gereja abad ke-19, Antoine-Jean Letronne menghembuskan desas-desus kalau orang Eropa Abad Pertengahan mengira kalau bentuk Bumi itu datar. Sebagai akademisi Prancis, Letronne adalah seorang anti-clericalis yang selalu menyerang Gereja Katolik dalam On the Cosmological Opinions of the Church Fathers, sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 1834, Letronne menyatakan kalau orang-orang Abad Pertengahan percaya pada teori Bumi datar karena penindasan Gereja Katolik terhadap sains. Klaim ini pun semakin memperkuat miskonsepsi tentang Abad Pertengahan sebagai "Zaman Kegelapan." Setelah membaca artikel di atas, semakin jelas kan kalau teori Bumi datar itu tidak berasal dari Abad Pertengahan. Faktanya, teori yang sering diperdebatkan pada Abad Pertengahan adalah heliosentrisme, mengingat orang-orang Eropa pada saat itu percaya dengan geosentrisme yang menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Baca Juga 7 Hal yang Akan Kamu Rasakan kalau Tinggal di Bumi Datar IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Bumi (yang memberi hasil). Menurut istilah Ibrani, dimaksudkan tanah yang istimewa sebuah palnit yang kita diami. Mat 27:45; Kej 1:1-10; 21:32. tidak ada keterangan jelas bahwa bumi ini berbentuk bulat. Ayub 9:6; Maz 75:4.
Apa kehendak Allah bagi bumi? ”Inilah firman Yehuwa, . . . Pembentuk bumi . . . , yang tidak menciptakannya dengan percuma, yang membentuknya untuk didiami.”—Yesaya 4518. APA KATA ORANG Banyak orang yakin bahwa bumi muncul begitu saja. Menurut ajaran beberapa agama, bumi adalah tempat sementara yang Allah gunakan untuk menguji manusia, apakah layak diupahi dengan kehidupan surgawi atau pantas dihukum dengan api neraka. APA KATA ALKITAB Alkitab mengatakan bahwa ”Allah menciptakan langit dan bumi”. Kejadian 11 Ia memberi tahu pasangan manusia pertama, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, tundukkanlah . . . segala makhluk hidup yang merayap di bumi.” Kejadian 128 Allah menyebut-nyebut soal kematian hanya dalam hal yang berkaitan dengan ketidaktaatan. Kejadian 217 Itu berarti bahwa Allah bermaksud menjadikan bumi sebagai tempat tinggal abadi bagi manusia. Allah ingin agar bumi dipenuhi dengan orang-orang taat yang memeliharanya dan menghuninya untuk selamanya. Akankah bumi hancur? ”Ia telah menjadikan bumi di tempatnya yang tetap; yang tidak akan digoyahkan sampai waktu yang tidak tertentu, atau selama-lamanya.”—Mazmur 1045. APA KATA ORANG Para ilmuwan telah memperkirakan berbagai keadaan yang bisa membuat bumi hancur atau tak bisa dihuni. Menurut mereka, ada hal-hal yang bisa mengancam keberadaan manusia. Misalnya bencana alam, seperti tabrakan benda langit dengan bumi, letusan gunung berapi yang superdahsyat, kematian matahari, atau pemanasan global. Ada juga bencana akibat ulah manusia, seperti perang nuklir atau serangan senjata biologis. APA KATA ALKITAB Kehendak Allah bagi bumi belum berubah. Firman Allah jelas berkata, ”Bumi tetap berdiri bahkan sampai waktu yang tidak tertentu.” Pengkhotbah 14 Selain itu, bumi akan terus dihuni. Alkitab berkata, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 3729. MENGAPA PENTING UNTUK TAHU? Karena percaya bahwa bumi akhirnya akan hancur, ada yang menjarah sumber daya bumi yang berharga. Ada juga yang hidup hanya untuk hari ini dan kehilangan harapan akan masa depan. Ini bisa membuat hidup mereka kurang bermakna atau tanpa tujuan. Sebaliknya, jika percaya bahwa kita bisa hidup selamanya di bumi, kita kemungkinan akan membuat keputusan yang bermanfaat bagi kita dan keluarga kita, bahkan sampai di masa depan. Apakah tujuan akhir manusia adalah surga? ”Mengenai langit, langit adalah milik Yehuwa, tetapi bumi telah diberikannya kepada putra-putra manusia.”—Mazmur 11516. APA KATA ORANG Banyak orang percaya bahwa semua orang baik akan pergi ke surga. APA KATA ALKITAB Surga adalah milik Allah, tapi bumi adalah untuk manusia. Alkitab berbicara tentang ”bumi yang berpenduduk yang akan datang”. Ibrani 25 Yesus adalah manusia pertama yang naik ke surga, dan Alkitab menunjukkan bahwa ada orang-orang pilihan lain yang akan pergi ke surga untuk suatu tujuan khusus. Bersama Yesus, mereka akan ”memerintah sebagai raja-raja atas bumi”.—Penyingkapan Wahyu 59, 10; Lukas 1232; Yohanes 313. MENGAPA PENTING UNTUK TAHU? Alkitab sebenarnya tidak mengajarkan bahwa semua orang baik akan pergi ke surga. Kalau Allah membawa semua orang baik ke surga, itu berarti Ia gagal melaksanakan kehendak-Nya yang mula-mula bagi bumi. Itu juga berarti bahwa janji-Nya tentang kehidupan abadi di bumi tidak benar. Sebaliknya, Firman Allah berjanji, ”Berharaplah kepada Yehuwa dan ikutilah jalannya, dan ia akan meninggikan engkau untuk memiliki bumi.”—Mazmur 3734.

GagasanBumi bulat muncul dalam filsafat Yunani dengan Pythagoras (abad ke-6 SM), meskipun kebanyakan masyarakat pra-Sokratik (abad ke 6 - 5 SM) meyakini model Bumi datar. Aristoteles memberikan bukti bentuk bulat Bumi pada sekitar 330 SM. Pengetahuan Bumi bulat secara bertahan mulai menyebar pada dunia Hellenistik sejak saat itu.

PENDAPAT KELOMPOK PRO Kelompok ini percaya bahwa bumi itu DATAR karena Alkitab menuliskan, diantaranyaDan. 410-11 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumiPendapat Ayat diatas tersebut membuktikan bahwa si penulis alkitab menganggap bahwa bumi itu datar, karna tidak mungkin orang bisa melihat seluruh bagian bumi walaupun orang tersebut berada diatas pohon dan gunung tertinggi di dunia sekalipun. Ini menunjukkan bahwa hal itu hanya berlaku jika bumi itu 194-6 195-7 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahariyang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas Pada ayat tersebut selain menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi, juga dikatakan bahwa TIDAK ADA YANG TERLINDUNG DARI PANAS SINARNYA. Hal ini membuktikan bahwa Alkitab menganut paham bahwa bumi itu DATAR. Kerena bumi yang bulat tidak mungkin bisa tersinari oleh matahari secara penuh. Pasti ada bagian yang terlindung dari sinar juga kristen yg mengatakan bahwa bumi itu bulat berdasarkan ayat berikut 4022 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!Ayat hasil perkosaan dari LAI tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, LAI dengan sengaja merubah ayat alkitab demi meluruskan niat mereka untuk menutupi kebobrokan alkitab. Dan mari kita bandingkan dengan ayat alkitab versi KJV berikut 4022 It is he that sitteth upon the circle of the earth, and the inhabitants thereof are as grasshoppers; that stretcheth out the heavens as a curtain, and spreadeth them out as a tent to dwell inDan sekarang coba kita lihat ayatnya dalam bahasa Ibrani berikut ini Yesaya 4022 הישב על־חוג הארץ וישביה כחגבים הנוטה כדק שמים וימתחם כאהל לשבתDisana dikatakan bentuk bumi ialah "Circle" atau lingkaran, dan dalam kitab Yesaya dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Ibrani, kita akan mendapatkan kata berikut "ח֣וּג" yang artinya "Circle/Lingkaran". Jadi kesimpulannya menurut alkitab bentuk bumi itu serupa dengan uang koin yg berbentuk lingkaran saya tambahkan sendiri tentang kata-kata dalam Alkitab yang mendukung teori iniUjung-ujung bumi Ul. 2849; 3317; Neh. 19; Ayb. 2829; Maz. 1914; 658; 1357; Yes. 89; 135; 2416; Luk. 1131; Kis. 18. Keempat penjuru Bumi & ujung langit ke ujung langit lainnya Mat. 431; Mar. 1327.PENDAPATKELOMPOK KONTRAKelompok ini percaya bahwa bumi itu BULAT karena Alkitab menuliskan, diantaranyaYes. 4022Pada saat ilmuwan Nicolas Copernicus mengatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya dan Christopher Columbus berusaha meyakinkan orang bahwa bumi adalah bulat. Reaksi masyarakat pada waktu itu adalah mengatakan kedua orang ini adalah orang China Chung-Kuo kuno mempunyai pemahaman bahwa bumi ini datar sehingga negara mereka disebut "negara kerajaan tengah" 中- ZHONG/CHUNG = tengah; 国 – GUO/KUO = negara, negara lain merupakan negara-negara pinggiran belaka. kata Ibrani חוג - KHUG, khet - vav – gimel, bermakna lingkaran, bulatan, atau apa saja yang bulat dan tidak memiliki sudut. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan circle, circuit, compass. Asal katanya adalah kata kerja dengan kata yang sama חוג - KHUG yang berarti melingkari, mengelilingi, menggambarkan suatu bulatan. Menurut Gesenius's Lexicon kata ini bermakna a circle, menerjemahkan kata Ibrani חוג - KHUG dengan γυρο - GUROS. Kata inilah yang diserap menjadi kata "GYRO" dalam bahasa Inggris. Pagninus menerjemahkan kata ini dalam bahasa Latin dengan "super sphaeram, sphere" bola/globe yang super. Montanus Vatablus menerjemahkannya dengan "globum". Sedangkan Vitringa menerjemahkannya dengan "super orbem telluris", semuanya merujuk kepada bulat seperti baca Gereja Roma Katolik "tempo doeloe" menganggap bumi ini datar karena ada ungkapan tentang ujung bumi namun sepertinya mereka dulu tidak menyadari bahwa "ujung bumi" itu bermakna alegoris. Barangkali waktu itu mereka "belum" menyelidiki Alkitab Vulgata yang menulis "qui sedet super gyrum terrae".PENDAPAT YANG OBYEKTIFAlkitab bukanlah buku sains. Tidak seperti sains yang bertolak dari ilmu filsafat yang sarat dengan pemikiran logikal, taksonomial pengelompokan, dan rasional, tetapi Alkitab merupakan buku yang sarat dengan pemikiran yang menyeluruh, lengkap dengan gaya retoris penyampaian dengan keindahan tetapi logis, dan berpusat kepada maksud karya Allah sendiri terhadap kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam konteks ini, Alkitab pun tidak berbicara secara eksplisit tentang bumi itu datar atau bulat. Ayat-ayat Alkitab di atas dituliskan bukan untuk menjelaskan teori bentuk bumi ini baik secara eksplisit tersurat maupun implisist tersirat. Gaya bahasa digunakan oleh si penulis Kitab dengan tujuan yang sama, yaitu menekankan pada berita utamanya sering disebut makna tunggal, bukan pada teks sederhana Dalam Kis. 18. Tidak berbicara tentang teks tunggal "ujung bumi", tetapi makna tunggalnya adalah menunjuk pada perluasan pekabaran Injil Kristus dan wilayah pusat dunia yaitu obyektif, justru ilmu filsafat harus mampu membuktikan suatu teori apapun termasuk teori bentuk bumi dan semestinya justru akan mendukung data-data dalam Alktiab sekaligus tidak menentang Alkitab. Contohnya, seorang ilmuwan bernama Dr. Jason Lisle, dengan lulusan terbaik Summa Cum Laude dari Wesleyan University. Dia seorang Astronomer dan Fisikawan Sekuler yang menjelaskan teori-teori Astronomi, Fisika, Matematika, dan Astrofisik yang kemudian justru pendapatnya mendukung data-data teks Alkitab. Silakan cek di alamat berikut Alkitab seharusnya tidak dipaksakan untuk mendukung teori-teori filsafat, tetapi sebaliknya, teori filsafat justru dibutuhkan untuk mendukung data-data Alkitab. Ini tidak berarti bahwa Alkitab tidak lengkap. Seperti di awal tadi, Alkitab adalah buku tentang Allah dan karya-Nya bagi manusia di dalam kronologi sejarah nyata. Gaya bahasa yang dipakai para penulisnya adalah retoris dan tidak bisa DITAFSIRKAN dengan sembarangan untuk tujuan tertentu selain berita dalam makna tunggal-nya, bukan kata tunggalnya.

Ayatapa yang dibicarakan dalam Alkitab Bumi Datar atau Bulat? Himne Alkitab dalam satu tahun Ayat hari Topik Pencarian Bandingkan Alkitab Baru Dibaca Passages Tersimpan Video Maps / Garis waktu / Atlas. Tambahkan ke Mulai Rekomendasi Pendeta Menyumbangkan Hubungi kami Aplikasi Alkitab Suci (XML / Audio) Pengaturan. A A A A A

Nama Lakotani, Billy Aaron Seminar Science and Religion Apakah teori 'bumi datar' flat earth itu Alkitabiah? Pengertian bumi datar Kita akan membahas beberapa ayat yang digunakan didalam video "ternyata bumi DATAR" Ayat pertama didalam video "Ternyata Bumi DATAR 6 Kenapa Berbohong tentang Space Program NASA Hollywood " didalam video dengan durasi waktu 1130 mengutip ayat alkitab didalam Kejadian 17 Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Didalam Video itu dikatakan bahwa "Prof. Auguste Piccard mencapai kubah bumi, the firmament, bahasa Alkitab taurat terjemahan King James". Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Mari kita melihat apa komentar para ahli mengenai kata Firmament didalam Kejadian 16-8 Pada hari kedua, Allah membuat cakrawala...
Andaikanbumi itu sebesar buah apel, maka kerak bumi itu kira2 setipis kulit apel tsb. Kerak bumi yg mengeras inilah cikal bakal benua (protocontinent) yang nantinya akan terpecah2 spt sekarang. Yang mengalami pembekuan hanya bagian luar permukaan bumi saja, sedangkan bagian dalam masih cair dan membentuk "arus".

Kayle B. de Waal, kebangkitan baru-baru ini akan sebuah keyakinan bahwa bumi itu datar dan itu tayang dokumenter televisi, postingan di berbagai internet, dan diberbagai situs web, mereka secara khusus membahas ide bawah bumi ini akan membahas ayat-ayat Alkitab yang digunakan untuk mendukung gagasan akan memberikan sejarah singkat ide dan garis besar singkat dari prinsip interpretasi, menyajikan bukti, terlibat secara kritis dengannya, dan menyajikan temuan Belakang SejarahFilsuf Yunani abad keenam Pythagoras diakui sebagai orang pertama yang berpendapat bahwa bumi adalah bola Pada abad keempat SM, sebuah bola Bumi ”menjadi diterima secara luas di antara orang-orang terpelajar”.⁵Ide ini telah diterima secara mayoritas…Aristoteles 384–322 SM memberikan bukti untuk bentuk bola bentuk bumi secara empiris sekitar 330 SM. Dunia Helenistik umumnya mengakui bahwa bumi berbentuk Younker dan Richard Davidson mempelajari sumber utama dan sumber kedua yang terkait dengan literatur Babilonia, Yunani, dan Yahudi dan menyimpulkan bahwa tidak satu pun dari bangsa kuno ini yang percaya pada bumi datar dengan kubah atau berjalannya sejarah, pandangan tentang bentuk bumi dipertanyakan. Daniel Boorin menyatakan, ”Amnesia ilmiah di seluruh Eropa . . . melanda benua dari tahun 300 M hingga setidaknya abad-abad itu Iman dan dogma Kristen menekan citra yang berguna dari dunia yang telah begitu lambat, sangat menyakitkan dan begitu digambar dengan cermat oleh ahli geografi kuno.”⁸Namun, terlepas dari ini, konsensus ilmiah adalah bahwa selama Abad Pertengahan abad kedua belas hingga ketiga belas, “Semua orang terpelajar di seluruh Eropa tahu tentang bentuk bola bumi dan perkiraan kelilingnya atau lingkarnya.”⁹Pada jaman Columbus, sesama pelaut dan bahkan para pengkritiknya mengerti bahwa dunia kita adalah bola telah menjadi fakta yang mapan selama berabad-abad. Buku teks astronomi populer On the Sphere of the World, diterbitkan lebih dari 250 tahun sebelum Columbus berlayar, berpendapat, “Bahwa bumi juga bulat ditunjukkan tidak terbit dan terbenam sama untuk semua orang di mana-mana, tetapi terbit dan terbenam lebih cepat bagi mereka yang di timur daripada di barat; dan ini tidak ada penyebab lain selain karena tonjolan Bumi.”11Keyakinan akan bumi datar, bagaimanapun, menjadi momentum yang serius ketika Flat Earth Society didirikan di Amerika Serikat pada tahun masyarakat kontemporer, gerakan “Bumi Datar” telah melihat baru-baru ini kebangkitan, dengan Twitter dan YouTube bertindak sebagai inkubator untuk pandangan penting lagi, beberapa orang Kristen juga percaya bahwa Alkitab mengajarkan bahwa bumi itu datar karena mereka menafsirkan beberapa bagian Kitab Suci secara harfiah. Kekhawatiran itulah yang sekarang kita InterpretasiPenting untuk memiliki prinsip-prinsip interpretasi yang sehat yang muncul dari Kitab Suci itu sendiri. Ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk penelitian iniKita harus mempelajari Alkitab dalam konteks sastranya serta dalam konteks sejarah, agama, sosial dan budaya tidak ditulis dengan keprihatinan atau pertanyaan abad kedua puluh satu. Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani, Yunani, atau Aram untuk orang-orang kuno yang hidup dalam masyarakat Mediterania yang lebih Alkitab menjelaskan dan menafsirkan dirinya sendiri, bagian-bagian Kitab Suci yang sulit harus dipelajari dalam terang bagian-bagian Kitab Suci yang lebih adalah wahyu diri Allah kepada manusia 2 Tim 316. Dengan kata lain, tanpa Alkitab kita tidak akan tahu apa-apa tentang menjelaskan dirinya sendiri dalam kaitannya dengan setiap Tuhan adalah cetak biru untuk pemahaman kita tentang bagian-bagian selanjutnya yang mengatakan apa pun tentang penciptaan alkitabiah menyatakan kekuatan dan kuasa Tuhan yang tak yang kekal, tak terbatas, dan supernatural menciptakan dunia ini ex nihilo Rom 417; Ibr 113; Mz 902; Yes 4424; 4812–13; 4518.13Namun terlepas dari kekekalan-Nya, Tuhan bertindak secara temporal—dalam sejarah manusia—melalui urutan tindakan yang dimaksudkan untuk mewujudkan Jacques Doukhan, “pentingnya penciptaan dalam Alkitab dapat dilihat melalui banyak referensi dalam Kitab-Kitab Ibrani” Kel. 158, 17; Yes 40–55; Yer 423–26; 3135–57; Mz 292; 951–6; 13913–14; 145 15; Dan 7-8; 12.15Kita harus menentukan genre apa yang kita baca di Kitab Suci penting untuk dipahami dan memperoleh makna yang benar dari Kitab Suci. Jika kita salah memahami genre suatu bagian, kita bisa salah menafsirkan bagian dapat membantu memutuskan apakah pernyataan dalam Kitab Suci harus dipahami secara harfiah atau sebagai kiasan atau harus mengambil perspektif yang berpusat pada Tuhan ketika kita menafsirkan utama Alkitab meskipun bukan satu-satunya adalah untuk mengungkapkan karakter Allah Alkitab dibuka, potret Tuhan yang berbeda muncul. Tuhan tetap lebih besar dari potret. Kita tidak pernah belajar semua yang perlu diketahui tentang Tuhan, tetapi kita belajar tentang ini penting karena Tuhan adalah pencipta dan EvaluasiDugaan bukti alkitabiah yang disajikan untuk bumi datar ada empat dan mencakup 1 cakrawala, 2 air dan langit di atas, 3 bumi tidak bergerak, dan 4 teks-teks khusus yang diduga merujuk pada bumi yang sering hanya diposting di berbagai halaman web tanpa penjelasan apapun. Artikel ini akan menyajikan bukti dengan menempatkan ide-ide serupa dari ayat-ayat yang berbeda bersama-sama, dan dengan menyajikan asumsi yang menyertainya serta evaluasi akan menarik dari berbagai sarjana ke meminimalkan Cakrawala/Vault• “Dan Allah berfirman, Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.’ Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.” Kej. 16–8, 14.19• “Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit!” Mzm 1484.• “Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,” 2 Pet 35.• “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!” Yes 4022.• Ayat-ayat lain yang mendukung pengertian langit seperti tenda atau kanopi termasuk Mazmur 1042–3, 194–5, 1816 dan 2 Samuel 22 yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi memiliki kubah, kubah, atau kanopi yang mengelilinginya; ada perairan di atas langit; dan ada lingkaran di atas AlkitabiahKata Ibrani rāqîa, diterjemahkan “cakrawala” atau “kubah”, berarti “hamparan.” Ada sejumlah sarjana yang mengartikulasikan pandangan Mathews berpendapat “bahwa Allah menciptakan bentangan untuk menciptakan batas, memberi struktur pada air atas dan bawah Kej. 16-7.Hamparan adalah suasana yang membedakan air permukaan bumi yaitu perairan di bawah dari perairan atmosfer atau awan yaitu air di atas.”20Hamparan juga tempatnya di mana matahari dan bulan ditempatkan Kej 115, 17 dan burung-burung terbang Kej 120.Dalam nada yang sama, Hugh Ross mengklaim bahwa “hamparan” dalam Kejadian 16-8 mengacu pada troposfer dan “perairan di atas” adalah uap berpendapat bahwa ”pemisahan’ air oleh Tuhan secara akurat menggambarkan pembentukan troposfer, lapisan atmosfer tepat di atas lautan di mana awan terbentuk dan kelembapan berada.”21Younker dan Davidson mencapai kesimpulan yang sama ketika mereka menyatakan bahwa air di atas cakrawala dalam Kejadian 17 mengacu pada penting, istilah rāqîa diberi nama dalam Kejadian 18—šāmayim “langit”.23Kata Ibrani sāmayim dapat diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “surga” dan sebagai “langit.“Tapi di sini arti “langit” dimaksudkan karena Penggunaan istilah rāqîa di kemudian hari dalam Perjanjian Lama tidak memberikan kesan bahwa langit adalah kubah yang orang berpendapat bahwa orang Ibrani percaya ada jendela atau pintu literal di mempelajari Kitab Suci dengan cermat dapat membantu kita menafsirkan Kitab Suci. Mazmur 7823 dapat membantu kita memahami Mazmur 1484 karena mengacu pada “jendela” dan “surga”.Mazmur 7823 berbunyi, “Namun Dia memerintahkan awan [šĕḥāqîm] di atas dan membuka pintu-pintu langit.”Istilah “pintu langit” secara eksplisit terkait dengan awan melalui sinonim puitis Perjanjian Lama Keil dan Delitzsch mengakui bahwa dalam pemikiran Ibrani “menurut representasi Perjanjian Lama, setiap kali hujan deras, pintu atau jendela langit dibuka.”26Jadi istilah ini tidak menggambarkan jendela harfiah di langit, tetapi digunakan secara puitis, cara kiasan untuk mengungkapkan bahwa hujan deras dari heran Van Gemeren menyatakan, sebenarnya, bahwa air di atas langit dalam Mazmur 1484 adalah berbagai bentuk 2 Petrus 35, Petrus Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,Petrus menyinggung Kejadian 16–10 dengan frasa “dari air dan oleh air” Gk. ex hydatos kai di’ hydatos.Tuhan memisahkan air dari tanah, jadi bagian pertama dari kalimat “keluar” air” secara “dan dengan air” lebih sulit. Ini merujuk, kemungkinan besar, pada fakta bahwa air adalah sarana yang dengannya bumi muncul. Dengan kata lain, saat air surut bumi dengan Yesaya 4022, kata “lingkaran” adalah kata Ibrani ḥûg gUH. Kata yang sama digunakan untuk merujuk untuk lingkaran dan cakrawala dalam Ayub 2214 dan Amsal 8 lain seperti Yesaya 661, 1 Raja-raja 839, dan Mazmur 24 mengajarkan bahwa Allah tinggal di surga ḥûg.30Misalnya , Yesaya 661 berbunyi, “Beginilah firman TUHAN “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Di mana rumah yang akan Anda bangun untuk saya?Di mana tempat peristirahatanku?” Kita harus membaca berbagai versi Ayat-ayat Alkitab tentang suatu masalah untuk membedakan pikiran ilahi dan mempelajari apa itu berkonsultasi dengan teks-teks lain, kita pelajari bahwa hug, yang mengacu pada lingkaran di atas bumi dalam Yesaya 4022, juga mengacu pada langit sebagai cakrawala dalam berbagai teks itu, Mazmur 1042–3, 194–5, 1816, dan 2 Samuel 2216 harus dipahami secara seperti matahari bukanlah mempelai laki-laki yang keluar dari kamarnya Mzm 195, demikian pula tidak ada tenda secara harfiah di sekitar bukti kumulatif dari penelitian kami dari empat ayat ini memberitahu kita bahwa Alkitab tidak mengajarkan bahwa bumi memiliki kubah atau kubah di Alkitab mengajarkan bahwa ada hamparan di dimana awan dan matahari dan bulan ditempatkan Kej 115, 17 dan burung-burung terbang Kej 120.Tidak ada jendela atau pintu literal di hamparan. Lebih tepatnya, jendela atau pintu yang terbuka mengacu pada hujan, ketika awan “melepaskan” Dasar• “Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.” Mz 10225; lihat juga 1042; 931.• “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan.” 1 Sam 28, TIB.• “Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan langit. Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan. Yes 4813; lihat juga Zak 121.Asumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi memiliki fondasi dan karena itu datar, dan ada pilar yang menopang AlkitabiahKonsep “dasar” menunjuk pada pendirian Allah atas bumi Mzm 7869; 1045; 11990; 1486.31 Ini menjadi lebih jelas ketika kita melihat paralelisme di Mazmur 7869, yang berbunyi, “Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;.”Dia merujuk “secara kiasan pada keteguhan dan stabilitas ciptaan Tuhan.”32 Gagasan tentang fondasi atau pendirian merujuk, oleh karena itu, pada kendali Tuhan yang tidak dapat diubah atas segala sesuatu, baik dan buruk, dan karenanya keunikan Tuhan Ul 3239; Yes 414; 4310; 4812.33Dengan hati-hati membandingkan Kitab Suci dengan Kitab Suci, kita bisa menjauh dari pembacaan literalistik ide “fondasi.”“Tiang-tiang bumi” disebutkan dalam 1 Samuel 28. Ungkapan ini juga harus dipahami dalam konteks alkitabiah yang lebih luas, dan tidak diartikan secara membantu kita lebih memahami ayat ini, mari kita lihat Ayub 267, yang berbunyi, “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan..”Tampaknya ayat-ayat ini saling bertentangan bagaimana bumi dapat bersandar pada tiang-tiang dan pada saat yang sama tidak bergantung pada apa pun?Konteks setiap perikop menuntun kita untuk menyadari bahwa para penulis Alkitab menggunakan bahasa kiasan ketika mereka berbicara tentang “tiang-tiang bumi”.Hana mengucapkan kata-kata 1 Samuel 28 selama doa, setelah mendedikasikan putranya Samuel kepada berbicara kata-kata Ayub 267 ketika berbicara dengan teman-temannya tentang kelemahan manusia dalam terang kekuasaan tertinggi puitis semacam ini—yaitu, pilar dan fondasi—umumnya digunakan dalam Kitab Suci untuk menggambarkan bagaimana Tuhan menegakkan dan memelihara Stuart dan Gordon Fee mengingatkan kita bahwa sastra kebijaksanaan, yang diklasifikasikan sebagai Ayub dan Mazmur, sering disalahpahami karena penggunaan bahasa perhatikan apa yang Tuhan katakan kepada Ayub“Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya?” Ayub 384–6.Gagasan bahwa orang Ibrani dan Mesopotamia kuno percaya pada bumi bersudut empat yang sederhana telah dibantah oleh penemuan tablet Mesopotamia yang menunjukkan bahwa empat “sudut” sebenarnya mengacu pada empat arah mata angin di dalam lingkaran Yesaya 1112 dan Yehezkiel 72, dua kata kunci ibrani yang menggambarkan sudut-sudut bumi secara harfiah berbicara tentang “empat sayap” kăn•pôṯʼ.Ini akan menjadi kesalahan untuk mengasumsikan bahwa empat sudut siku-siku sembilan puluh derajat orang Ibrani kuno ingin menggambarkan objek dengan literal sembilan puluh derajat sudut bersudut, seperti sudut rumah, sudut jalan, atau sudut altar, sudut umum istilah yang digunakan adalah pinnah “pojok”.Tuhan menggunakan bahasa kiasan fondasi dan batu penjuru untuk menyampaikan sesuatu tentang pribadi-Nya—Dia adalah Pencipta yang cara yang sama, hewan tidak berbicara dan tertawa, namun Tuhan juga memberi tahu Ayub bahwa kuda itu “tertawa” dalam ketakutan” Ayub 3922, ESV.Ketika kita menafsirkan Kitab Suci, kita berusaha untuk menemukan maksud yang dimaksudkan untuk mengerti genre sastra apa yang digunakan juga sangat penting. Sama seperti kita menggunakan bahasa kiasan hari ini, demikian juga para penulis Kitab Suci sering menggunakan kiasan—terutama dalam literatur yang lebih mudah yang memperkenalkan bagian ini menunjuk pada fondasi sebagai pembentukan Tuhan atas bumi dan harus digunakan untuk menafsirkan teks-teks sulit seperti 1 Samuel 2 Tak Bergerak“Dan matahari berhenti, dan bulan tetap, sampai orang-orang itu membalaskan dendamnya kepada musuh-musuh mereka. Bukankah ini tertulis dalam kitab Yasher? Maka matahari berhenti di tengah-tengah langit, dan tidak segera terbenam kira-kira sehari penuh” Yos 1013.“Gemetarlah di hadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh tegak dunia, tidak bergoyang. 1 Taw 1630, TIB.“Fear before him, all the earth the world also shall be stable, that it be not moved”KJVAsumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi tidak AlkitabiahSeperti bagian-bagian Alkitab lainnya, kita prihatin dengan menemukan niat penulis saat kami mempelajari teks—daripada membaca ide dan praanggapan kita ke dalam ditentukan oleh teks. Prinsip-prinsip yang diuraikan di awal artikel ini akan membantu kita terlibat dalam tugas Kitab Suci yang berpusat pada Tuhan berarti bahwa kita mendekati teks sebagai orang percaya. Teks ini menunjuk pada aktivitas Tuhan—keilahian-Nya, aktivitas supranatural dalam 1013 kadang-kadang dicantumkan tanpa penjelasan, untuk menempatkan model alam semesta yang berpusat pada tersebut tidak menyatakan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Seringkali Kitab Suci menggambarkan peristiwa alam dari perspektif pengamat, tetapi ini tidak berarti bahwa perspektif ini mencerminkan setiap aspek realitas—itu hanya memberi tahu kita apa yang kita sadari dengan indra kita, tanpa menggunakan alat investigasi telah berhenti dan jam matahari tidak bergerak tidak berarti matahari mengelilingi sepertinya penulis teks ini tidak terlalu terpaku pada keprihatinan kontemporer kita—matahari berdiri diam atau bulan berhenti—melainkan pada kenyataan bahwa Tuhan menjawab doa Yosua Yos 1014.37Pemanjangan hari memberikan waktu tambahan untuk tentara Israel menghancurkan musuh itu menunjukkan kekuasaan Yahweh atas dewa Kanaan Baal dan Astoret. Dewa matahari dan bulan ini tunduk pada perintah Yahweh dan manusia kita membatasi kekuatan dan kemampuan Tuhan. Kita mencari penjelasan naturalistik dan bukti menegaskan bahwa “hikmat Allah sangat dalam, kuasa-Nya luas. Dia melakukan keajaiban yang tidak mungkin mukjizat yang tidak dapat dihitung” Ayub 94, 10.Yang benar adalah kita tidak dapat menggunakan alasan alami untuk menjelaskan Yosua 1013–14. Jika kita bisa, itu adalah keajaiban, tidak dapat menjelaskan bagaimana keajaiban Tuhan bekerja membuat hari pada jaman Yosua lebih panjang dan dari bagaimana kita menjelaskan Yesus memanggil Lazarus dari kematian Yohanes 1138–44 atau berjalan di Danau Galilea Mat 1422– 33.Sifat yang tidak dapat dijelaskan dari peristiwa ini adalah karena itu mujizat, keajaiban Tuhan dan itu tidak LiteralAku akan mendatangkan atas Elam keempat angin dari keempat penjuru langit dan akan menyerakkan mereka ke segala mata angin ini, sehingga tidak ada bangsa yang tidak kedatangan orang-orang yang berserakan dari Elam. Yeremia 4936Engkau, anak manusia, katakanlah Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tanah Israel Berakhir! Berakhirlah keempat penjuru tanah itu. Yeh 72Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. Wahyu 71; 208Asumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa empat penjuru bumi menunjukkan bahwa bumi itu AlkitabiahUngkapan “keempat penjuru negeri” adalah frasa umum di dunia kuno, sama seperti frasa “empat arah kompas” saat dengan frasa dalam Yehezkiel 72, itu hanya merujuk pada Israel lihat Yeh 71. Frasa dalam Wahyu 71 dan Yeremia 4936 adalah ungkapan metafora yang secara geografis mengacu pada seluruh Yunani untuk “sudut/penjuru” dalam Wahyu 71 adalah gonia, yang berarti “sudut” atau “pembagian”.Ini lebih terkait erat dengan pembagian modern yang dikenal sebagai kuadran. Ini tidak menyiratkan bentuk atau bentuk apapun dari Holding mencatat bahwa kata Ibrani yang paling sering diterjemahkan “bumi” dalam Perjanjian Lama adalah erets, yang digunakan untuk merujuk ke bumi tetapi juga menunjuk beberapa bangsa atau wilayah tertentu. , seperti “tanah Hawila” Kej 211, atau mengacu pada sebidang tanah yang ditentukan, seperti yang dibeli oleh Abraham Kej 2315.43Selain itu, mereka yang percaya bumi datar mengklaim bahwa tidak ada ayat dalam Alkitab yang mengatakan bumi adalah sebuah bola berputar berputar mengorbit matahari. Alkitab diam tidak membuktikan atau membantah hal Juga Apakah Bencana Alama hukuman Tuhan?KesimpulanArtikel ini telah memeriksa teks-teks yang digunakan oleh mereka yang percaya bahwa bumi itu datar untuk mendukung klaim diteliti juga mengenai gagasan bahwa ada pilar di bawah bumi, bahwa ada kubah atau kubah di sekitar bumi, dan bahwa bumi tidak memeriksa teks-teks Alkitab, kesimpulan kami adalah bahwa Alkitab tidak mengajarkan bahwa bumi itu datar, atau memiliki kubah atau kubah literal, atau bahwa ada pilar di bawah untuk “bumi datar” dibuat lebih banyak pada pengandaian daripada eksegesis yang bertanggung internet yang menggunakan teks-teks ini sebagai bukti sering memberikan tidak ada penjelasan untuk dan dengan segala hormat kepada para blogger yang mempromosikan pandangan “bumi datar”, mereka menggunakan teks-teks ini di luar konteks, tanpa membaca mengambil teks-teks ini secara harfiah, berdasarkan asumsi yang salah dan dengan hasil yang telah ditentukan oleh pikiran yang salah mengarah pada kesimpulan yang salah; bahkan jika didasarkan pada berbagai teks, mereka tidak akan mengarah pada kebenaran tidak dapat mengambil teks, tidak peduli berapa banyak ayat yang digunakan, jika itu telah diluar mengarah pada doktrin yang salah. Kebenaran alkitabiah harus didasarkan pada pengajaran yang jelas dan konsisten tentang Kitab Suci yang secara serius memperhatikan konteks sejarah, sastra, budaya, dan teks harus dipertimbangkan dalam konteksnya. Kita juga harus mempertimbangkan genre bacaan, karena ini menentukan bagaimana kita membaca dan membuat makna dari satu asumsi yang dibuat beberapa orang adalah bahwa orang-orang Ibrani kuno berhutang budi kepada orang-orang kuno lainnya di Mesopotamia atas pandangan dunia mereka, dan oleh karena itu, teks-teks yang merujuk pada “bumi datar”, sebuah “lengkungan/kubah mengelilingi bumi”, dan “pilar” yang menopang bumi juga mencerminkan pandangan Ibrani penelitian kami, pandangan ini tidak dapat dipertahankan. Herman Bavinck berpendapat bahwa “kisah-kisah penciptaan dalam Kejadian dan Babel sangat berbeda dalam semua hal.”44Gordon Wenham menyatakan bahwa “meskipun Kejadian berbagi banyak praanggapan teologis dunia kuno, sebagian besar kisah-kisah yang ditemukan dalam bab-bab ini paling baik dibaca karena menyajikan pandangan dunia alternatif dari yang umumnya diterima di Timur Dekat kuno.”45Oleh karena itu, Musa menyampaikan pandangan dunia alternative berdasarkan wahyu Tuhan, yang pada beberapa titik bertentangan dengan pandangan dunia kuno dari Timur dekat manusia adalah renungan dalam teks-teks Timur Dekat kuno, sedangkan dalam Kitab Suci manusia adalah puncak kekuatan kreatif Ibrani kuno tidak lebih unggul dari budaya lain; lebih tepatnya, Yahweh hanya memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada orang-orang ini untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa di sekitarnya Kej 121-3.Kebenaran didasarkan pada wahyu Allah yang lebih dalam dan kasih penebusan-Nya yang besar Yohanes 316; 1 Yohanes 48.Pembacaan Kitab Suci secara kontekstual yang berpusat pada Tuhan sebenarnya menunjuk pada kuasa dan kedaulatan Tuhan yang tak terlukiskan sebagai penguasaan penciptaan dan apa yang dijelaskan di sana menyediakan kerangka kerja untuk penggunaan teks-teks selanjutnya Ayub 388-11; Mz 1045-9.48Untuk Israel dan untuk kita, Tuhan pencipta adalah Tuhannya perjalanan hidup dengan segala suka dan dunia kuno tidak ada pemisahan antara yang supernatural dan yang alami. Tuhan terlibat secara aktif dalam setiap menit detail dunia. Itu adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam dunia B. de Waal, Postgraduate Course Convenor Avondale University College in New South Wales, Christine Garwood, Flat Earth The History of an Infamous Idea London Macmillan, 2007 and Eric Dubay, The FlatEarth Conspiracy New York Thomas Dunne, 2008.2 For some samples of how flat-earth representatives conceive the shape of the earth, see “Maps,” The Flat Earth Society, maps accessed December 16, 2019.3 The flat earth theory is often promoted by a very literalistic interpretation of certain biblical passages. For some resources that try to respond to the flat earth theory on a scientific level, see Robert Carter and Jonathan Sarfati, “A Flat Earth, and Other Nonsense,” Creation Ministries International, last modified December 26, 2019, accessed December 16, 2019 and Nikk Effingham, “How to Reason with Flat Earthers It May Not Help Though,” April 25, 2018, The Conversation, accessed December 16, 2019.⁴ Garwood, Flat Earth, 19– Ibid. See also Edward Grant, The Foundations of Modern Science in the Middle Ages Their Religious, Institutional and Intellectual Contexts Cambridge Cambridge University Press, 1996; Grant, Planets, Stars, and Orbs The Medieval Cosmos, 1200–1687 Cambridge Cambridge University Press, 1994; Grant, Physical Sciences in the Middle Ages Cambridge Cambridge University Press, 1978; Grant, Much Ado About Nothing Theories of Space and Vacuum from the Middle Ages to the Scientific Revolution Cambridge Cambridge University Press, 1981; Grant, God and Reason in the Middle Ages Cambridge Cambridge University Press, 2001; Grant, Science and Religion, 400 to 1550 From Aristotle to Copernicus Westport, CT Greenwood, 2004; Baltimore, MD John Hopkins University Press, 2006; and Grant, A History of Natural Philosophy from the Ancient World to the Nineteenth Century Cambridge Cambridge University Press, 2007.⁶ See “Greek Evidence for the Earth’s Shape and Spin,” Institute of Physics, accessed March 12, 2018.⁷ Randall W. Younker and Richard M. Davidson, “The Myth of the Solid Heavenly Dome Another Look at the Hebrew YQ9r!fa rāqîa,” Andrews University Seminary Studies 49, no. 1 2011 1– Daniel Boorin, The Discoverers New York Random House, 1983, 100– Jeffrey Burton Russell, Inventing the Flat Earth Columbus and the Modern Historians Westport, CT Praeger Publishers, 1997, 2; David Lindberg, Science in the Middle Ages, The Chicago History of Science and Medicine Chicago, IL University of Chicago Press Books, 1980. According to Stephen Jay Gould, “The Late Birth of a Flat Earth,” in Dinosaur in a Haystack Reflections in Natural History New York Three Rivers, 1997, 38–50, “there never was a period of flat Earth darkness’ among scholars regardless of how the public at large may have conceptualized our planet both then and now. Greek knowledge of sphericity never faded, and all major medieval scholars accepted the Earth’s roundness as an established fact of cosmology.” Historians of science David C. Lindberg and Ronald L. Numbers, “Beyond War and Peace A Reappraisal of the Encounter between Christianity and Science,” Church History 55 Cambridge Cambridge University Press, 1986, 338–354, point out that “there was scarcely a Christian scholar of the Middle Ages who did not acknowledge [Earth’s] sphericity and even know its approximate circumference.” The depiction of the earth as a globe can also be seen in the Globus Cruciger the cross-bearing orb that depicts the earth as a globus. As early as AD 215, a coin with the Roman Antoninianus Carinus shows him holding pilum and globe in his hands. Similar depictions are well known from other Roman and European emperors. See the images in “Globus Cruciger,” Wikimedia Commons, last updated September 21, 2019, Globus_cruciger accessed December 17, 2019 and “Globus Cruciger,” accessed December 17, 2019.10 Russell, Inventing the Flat Earth, 4-6, Johannes de Sacrobosco, Tractatus de Sphaera “On the Sphere of the World”, trans. Lynn Thorndike, ca. early thirteenth century; translation published 1949, http//www. accessed July 1, 2019.12 See Matthew Dunn, “The Flat Earth Theory Has Seen a Resurgence, with People Trying to Prove Our Planet is Not a Sphere,” June 1, 2017, accessed March 1, 2018.13 See the discussion in Norman R. Gulley, Systematic Theology Creation, Christ, Salvation Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2012, 33– Ibid., xxi, Jacques B. Doukhan, Genesis, Seventh-day Adventist International Bible Commentary Hagerstown, MD Pacific Press, 2016, A genre is a literary type distinguished by its content, particular style, or compositional form of writing. The subject matter, structure, and style are taken into account when identifying genre. Genre is important to understand the communicative nature of texts and helps the reader understand the text’s particular See Carl F. H. Henry, God, Revelation and Authority, Waco, TX Word, 1976, 2 See “Religious References,” Flat Earth Society, accessed December 17, 2019.19 All biblical quotations are from the NKJV, unless otherwise Kenneth Mathews, Genesis 1–1126, New American Commentary Nashville, TN Broadman and Holman, 1996, 150. See also Bruce K. Waltke, Genesis A Commentary Grand Rapids, MI Zondervan, 2001, Hugh Ross, The Genesis Question Scientific Advances and the Accuracy of Genesis Colorado Springs, CO NavPress, 1998, 34, 199, 201. See also Ross, The Fingerprint of God Orange Promise Publishing, 1989, 165–8; Ross, A Matter of Days Resolving a Creation Controversy Colorado Springs, CO NavPress, 2004, 236; John L. Wiester, The Genesis Connection Nashville, TN Thomas Nelson, 1983, 202; Alan Hayward, Creation and Evolution Rethinking the Evidence from Science and the Bible Minneapolis, MN Bethany, 1985, 179–81; and H. Donald Daae, Bridging the Gap The First Six Days Calgary Genesis International Research, 1988, 56–68. 22 Younker and Davidson, “Myth of the Solid Heavenly Dome,” 1– John Sailhamer, “Genesis,” in Expositor’s Bible Dictionary Revised Edition, ed. Tremper Longman III and David E. Garland Grand Rapids, MI Zondervan, 2008, 159. The Hebrew šāmayim has a plural Mathews, Genesis 1–1126, Carl Friedrich Keil and Franz Delitzsch, Commentary on the Old Testament The Pentateuch, Peabody, MA Hendrickson, 1996, 153–54. See further Younker and Davidson, “Myth of the Solid Heavenly Dome,” 2227 William A. VanGemeren, “Psalms,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein Grand Rapids, MI Zondervan, 1991, Peter H. Davids, The Letters of 2 Peter and Jude Grand Rapids, MI Eerdmans 2006, Francis D. Nichol, The Seventh-day Adventist Bible Commentary Hagerstown, MD Review and Herald, 1976, 4 Shalom M. Paul, Isaiah 40–66, Eerdmans Critical Commentary Grand Rapids, MI Eerdmans, 2012, VanGemeren, “Psalms,” 649. In the New Testament, the expression “from the foundation of the earth” refers just to the time from the creation of the earth Matt 1315; 2534; Luke 1150; Rev 138; 178. The same is true for “before the foundation” John 1724; Eph 14; 1 Pet 120 and for “since the foundation . . .” Heb 926.32 Ronald F. Youngblood, “1 & 2 Samuel,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein Grand Rapids, MI Zondervan, 1992, Hans-Joachim Kraus, Psalms 60–150 A Commentary, trans. Hilton C. Oswald Minneapolis, MN Augsburg Fortress, 1989, 286– Ralph Klein, 1 Samuel, 2nd ed., Word Biblical Commentary Dallas, TX Word, 2008, 10 Gordon D. Fee and Douglas Stuart, How to Read the Bible for All Its Worth, 3rd ed. Grand Rapids, MI Zondervan, 2003, See the depiction of the tablet BagM. Beih 2 no. 98 and the discussion of its meaning in Wayne Horowitz, Mesopotamian Cosmic Geography Winona Lake, IN Eisenbrauns, 1998, 195– Various proposals have been put forward to explain this passage. For a brief overview, see the discussion in Gleason L. Archer, The New International Encyclopedia of Bible Difficulties Grand Rapids, MI Zondervan, 1982, 161–162 and Walter C. Kaiser, Jr., Peter H. Davids, and Manfred T. Brauch, Hard Sayings of the Bible Downers Grove, IL InterVarsity, 1996, 186– Nichol, The Seventh-day Adventist Bible Commentary, 2 Michael Youseff, Joshua Leading the Way Through Eugene, OR Harvest, 2013, Joan S. Morton, Science in the Bible Chicago, IL Moody, 1978, 138, 141. See further Ranko Stefanovic, Revelation of Jesus Christ Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2002, See Logos Bible App, Revelation 71 Accessed December 18, 2019.42 Louis A. Brighton, Revelation, Concordia Commentary Saint Louis, MO Concordia, 1999, J. Holding, “The Legendary Flat-Earth Bible,” Christian Research Journal 36, no. 3 2013 Herman Bavinck, Reformed Dogmatics, ed. John Bolt, trans. John Vriend, vol. 2, God and Creation, Grand Rapids, MI Baker, 2004, Gordon J. Wenham, Genesis 1–15, Word Biblical Commentary Waco, TX Word, 1987, 1 Gerhard F. Hasel, “The Polemic Nature of the Genesis Cosmology,” Evangelical Quarterly 46 1974 81– Gulley, Systematic Theology, See further Gerald A. Klingbeil, ed., The Genesis Creation Account and Its Reverberations in the Old Testament Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2015.49 John H. Walton, Job, NIV Application Commentary Grand Rapids, MI Zondervan, 2012, comments

Menurutnya peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, dan digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peta diartikan sebagai suatu gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan lain sebagainya.

"Orang yang paling bijaksana adalah dia yang mengetahui dengan baik Alkitabnya, dan hidup sesuai dengan ajaran-ajaran kitabnya itu. Ada lebih banyak ilmu pengetahuan nyata yang akan ditemukan di dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Kejadian, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Yesaya, dan Yehezkiel, melebihi yang dapat diperoleh dari semua Universitas dan Observatorium yang ada di dunia ini. Bulir-bulir Besar dari pengetahuan sejati tertanam di sana, tetapi hal itu perlu dicari dengan semangat penghormatan, karena "[Yahuwah] menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" – Yakobus 46. [Guru] kita berkata- "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, [Tuan] langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu"- Matius 1125, 26." Terra Firma Earth Not a Planet, Proved from Scripture, Reason, and Fact, David Wardlaw Scott, Di bawah ini, kita akan memperhatikan beberapa poin yang telah menyebabkan WLC meyakini "Bumi Datar". Hal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk dijadikan sebagai sebuah daftar bukti yang lengkap. Namun, hal ini telah cukup membuktikan untuk mendorong semua orang memulai penyelidikan yang jujur pada perihal yang sangat menarik dan penting ini. Adalah tidak mudah untuk melepaskan pengontrolan seumur hidup yang dilakukan terus menerus dan propaganda yang menipu, tapi karena kasih karunia Bapa, hal itu dapat dicapai. Kami berdoa supaya anda mau meletakkan prasangka dan praduga-praduga di pintu penyelidikan dan mengambil waktu untuk mempelajari hal ini dengan pikiran terbuka dan hati yang jujur. "Kebenaran tidak pernah takut pada penyelidikan menyeluruh". David Wardlaw Scott Bersamaan dengan itu, kami mendapatkannya Pendapat bahwa Bumi adalah datar terdengar gila. Ini adalah apa yang kami pikirkan ketika untuk pertama kali kami diperkenalkan pada perihal ini. Namun karena tidak ingin menolak apa pun, tanpa penyelidikan yang menyeluruh, kami mulai sambil berdoa mempelajari masalah ini, berjanji bahwa kami akan setia kepada bukti, dan mengikutinya kemanapun itu menuntun. Setelah berminggu-minggu dan berbulan-bulan mencari tahu dengan sungguh-sungguh dan belajar dengan rajin, sekarang kami yakin dengan sangat bahwa model "bulat" dunia inilah yang gila. "Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya". Amsal 1813 Bukti Alkitab yang mendukung Bumi Datar yang statis Bumi ini adalah statis Gemetarlah di hadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. 1 Tawarikh 1630, KJV Yahuwah adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, Yahuwah berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. Lihat Mazmur 931. Katakanlah di antara bangsa-bangsa "Yahuwah itu Raja! Sungguh stabil dunia, tidak bergeser dari tempatnya. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran. Lihat Mazmur 9610. Pujilah Yahuwah, hai jiwaku! Yahuwah, Elohimku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak. . . . Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Lihat Mazmur 1041, 5. Bumi dan benda-benda langit tertutup oleh cakrawala Berfirmanlah Elohim "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Elohim menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Elohim menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Lihat Kejadian 16-8. Di sini, kita menemukan bahwa Yahuwah menciptakan hamparan langit dengan memisahkan "air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya". Ini sudah sangat jelas; ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Mazmur 1484, KJV Berdasarkan Kejadian 16-8, ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Kata yang diterjemahkan sebagai "cakrawala" di sini adalah H7549 H7549 - râqı̂ya‛ Definisi kamus BDB 1 permukaan yang dikembangkan padat, hamparan, cakrawala 1a hamparan datar sebagai dasar, penyokong 1b cakrawala kubah langit yang menyokong air yang ada di atas 1b1 diyakini oleh orang Ibrani sebagai sesuatu yang padat dan menyokong 'air' yang ada di atas Perhatikan pengakuan BDB bahwa cakrawala mengacu pada "kubah langit yang menyokong air yang ada di atas," dan menambahkan bahwa itu "diyakini oleh orang Ibrani sebagai sesuatu yang padat dan menyokong 'air' yang ada di atas". Akar dari H7549 râqı̂ya‛ adalah H7554 râqa‛, yang didefinisikan oleh konkordansi Strong sebagai "Sebuah akar kuno; melantak bumi sebagai tanda semangat; dengan analogi untuk memperluas dengan melantak; dengan membuatnya berlapis dengan lembaran tipis dari logam -mendetak, memperluas, menyebarluaskan kedepan, keatas, keluar, kedalam lempengan, menghentak, membentang" –Konkordansi Strong Cakrawala yang menyokong air yang ada di atasnya muncul dari akar kata padat, seperti dilantak seperti lembaran logam. Alkitab melanjutkan dengan menyatakan bahwa benda-benda langit ditempatkan di dalam cakrawala ini. Berfirmanlah Elohim "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Elohim menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Elohim menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Elohim melihat bahwa semuanya itu baik. Lihat Kejadian 114-18. Kitab Suci mengatakan dengan bahasa yang jelas bahwa 1 Ada air di bawah cakrawala dan juga ada di atas cakrawala. Lihat Kejadian 16-8. 2 Benda-benda langit ditempatkan di dalam cakrawala. Lihat Kejadian 114-18. Cakrawala adalah sifatnya padat Pada ayat berikut ini, Elihu dalam percakapannya dengan Ayub menegaskan apa yang telah kita pelajari dari kisah Penciptaan dalam kitab Kejadian, yaitu bahwa cakrawala yang memisahkan air dan menjadi tempat benda-benda langit adalah padat. Perhatikan bahwa Elihu menggunakan H7554 râqa‛, akar kata dari cakrawala, yang berarti "dengan analogi untuk memperluas dengan melantak; dengan membuatnya berlapis dengan lembaran tipis dari logam -mendetak, memperluas, menyebarluaskan kedepan, keatas, keluar, kedalam lempengan, menghentak, membentang". Dapatkah engkau seperti Dia membentangkan [H7554 - râqa‛] cakrawala, yang keras seperti cermin tuangan? Ayub 3718, KJV Sekarang, mari kita mengkaji sebuah ayat kunci yang sering dikutip oleh mereka yang mendukung model bulat Dia yang bertakhta di atas lingkaran [H2329 - chûg] bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman. Yesaya 4022, KJV Kata yang digunakan di sini untuk menunjukkan "lingkaran" adalah H2329 chûg. Ini secara harfiah berarti lingkaran, keliling, atau kompas, dan jika diperluas dapat merujuk pada kubah langit. Kata ini tidak berarti "bola" atau "bulatan". H2329 - chûg Definisi BDB 1 lingkaran, keliling, kompas 2 BDB kubah dari langit H2329 chûg sama sekali tidak menunjuk pada sebuah bola atau bulatan. Yesaya, di bawah ilham ilahi, telah dengan sengaja menggunakan pilihan kata ini; dia tidak kekurangan kata untuk "bola", seperti yang jelas dapat dilihat dalam ayat berikut Dia pasti menggulung engkau keras-keras dan menggulingkan engkau seperti sebuah bola [H1754 - dûr] ke tanah yang luas. . . Yesaya 2218, KJV Yesaya, ketika mengacu pada sebuah bola menulis H1754 dûr bukan H2329 chûg. Keduanya adalah pernyataan yang bersifat khusus. Adalah penting untuk dicatat di sini bahwa H2329 chûg dapat merujuk pada "kubah langit" yang, dalam konteks, tampaknya paling cocok digunakan dalam penggunaannya dalam ayat ini. Mari kita lihat kembali Dia yang bertakhta di atas lingkaran [H2329 - chûg] bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit [H8064 - shâmayim] seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman. Yesaya 4022, KJV Ayat ini mengatakan bahwa Yahuwah bertakhta di atas kubah langit di atas Bumi1 dan bahwa dari sudut pandang-Nya, penghuni bumi nampak seperti belalang. Yahuwah, tentu saja, adalah Pribadi yang Mahahadir dan tidak perlu membelalakkan mata-Nya untuk melihat para penduduk bumi, tapi gambaran yang Yesaya lukiskan sudah sangat jelas. Ayat ini juga memberitahu kita bahwa Yahuwah membentangkan langit [H8064 - shâmayim] seperti sebuah "kain tirai" dan mengembangkannya seperti sebuah "tenda". Kata yang digunakan di sini untuk menunjukkan "langit" adalah kata yang sama yang digunakan dalam kitab Kejadian untuk mengidentifikasi cakrawala Lalu Elohim menamai cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] itu langit [H8064 - shâmayim]. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.. Lihat Kejadian 18. Apa yang Yesaya sampaikan kemudian adalah bahwa Bapa Yahuwah bertakhta di atas atau berada di atas cakrawala yang membentang di atas bumi seperti sebuah tenda. Kitab Suci secara berkesinambungan mengatakan bahwa Yahuwah membentangkan langit, atau shâmayim Mazmur 1042, Ayub 98, Yes. 4022; 425; 4424; 4512; 5113, Yer. 1012; 5115, Zak. 121. Yesaya memberitahukan kepada kita bahwa Bapa Yahuwah bertakhta di atas atau berada di atas cakrawala yang Dia bentangkan di atas Bumi seperti “sebuah tirai” atau “sebuah tenda”. Lihat Yesaya 4022. Analogi ini tidak akan masuk akal di dalam konteks bumi yang bulat. Elifas, dalam kitab Ayub, setuju dengan penafsiran ini, karena ia mengatakan bahwa Yahuwah berjalan pada chûg H2329, kata yang sama yang digunakan oleh Yesaya untuk menunjukkan kubah langit Terjemahan langsung Green dari Ayub 2214 – “dan di kubah [H2329] – langit [H8064] – Dia berjalan-jalan” Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran [H2329 - chûg] langit [H8064 - shâmayim]. Ayub 2214, KJV Elifas jelas percaya bahwa Yahuwah berdiam [tinggal] di puncak cakrawala. Bukankah Elohim bersemayam di langit [H8064 - shâmayim] yang tinggi? Lihatlah bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya! Lihat Ayub 2212. Salomo, dalam komentarnya pada kisah Penciptaan, memperkuat apa yang telah kita pelajari sejauh ini dari pena Musa, Yesaya, dan penulis kitab Ayub Ketika Ia mempersiapkan langit [H8064 - shâmayim], aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit [H2329 - chûg] pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi. Amsal 827-29, KJV Di sini, sekali lagi, kita menemukan kata yang sama yang digunakan untuk mengidentifikasi cakrawala, atau langit chûg H2329 "Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! . . . sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit". Mazmur 1483-4, 13. Salomo, pada ayat di atas, menyampaikan ulang apa yang Yahuwah lakukan selama minggu Penciptaan Lihat Kejadian 1 2. Secara konteks, tampak bahwa Salomo sedang berbicara secara khusus tentang di mana cakrawala secara fisik bersandar pada permukaan air samudera raya, karena ia mengatakan dengan jelas setelah membicarakan tentang persiapan langit [H8064 - shâmayim] ketika chûg H2329 ditetapkan "pada permukaan air samudera raya". Penafsiran lain yang sangat wajar adalah bahwa Salomo, di sini, mengacu pada lingkaran luar es yang dibentuk oleh Yahuwah mengandung lautan, karena ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Dia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi. Amsal 829, KJV Terlepas dari penafsiran mana dari salah satu ini yang dipegang oleh seseorang, satu hal yang pasti tidak ada satupun bagian yang mengisyaratkan bahwa bumi adalah sesuatu yang bulat. Semua referensi Alkitab yang dikaji sejauh ini dengan tidak terbantahkan menggambarkan sebuah bumi datar yang tertutup oleh cakrawala di langit. Mari kita mengkaji penglihatan yang paling luar biasa yang dicatat oleh Nabi Yehezkiel Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit [H8064 - shâmayim]dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Elohim . . . . Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup . . . . Di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛], yang kelihatan seperti kristal es yang mendahsyatkan, terbentang di atas kepala mereka. Dan di bawah cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang menutupi badan mereka. Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Yahuwah. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. Lihat Yehezkiel 11,4,5,22-28. Di sini, Yehezkiel memberitahu kita 1. Langit [H8064 - shâmayim] dibuka. Lihat Yehezkiel 11. 2. Angin badai, awan besar, dengan api yang berkilat-kilat di dalamnya datang dari arah utara. Lihat Yehezkiel 14. Kata "utara", secara konteks di sini, tampaknya untuk menunjuk pada puncak langit, yang dibuka untuk dia. Ayub selaras dengan pemahaman ini "Dia membentangkan utara di atas kekosongan..." Lihat Ayub 267 3. Dari dalam angin badai berapi ini keluar empat makhluk hidup. Lihat Yehezkiel 15. 4. Setelah makhluk-makhluk itu tampil, Yehezkiel melihat cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] "terbentang di atas kepala mereka". Yehezkiel menyamakan cakrawala dengan "kristal es yang mengerikan". Lihat Yehezkiel 122. Kata yang diterjemahkan sebagai "kristal es" di sini adalah H7140 qerach yang berarti "embun beku, es, kristal es". Hal ini menunjukkan bahwa air di atas cakrawala membeku atau setidaknya nampak seperti es. Sepertinya hal ini juga yang dilihat oleh Rasul Yohanes dalam penglihatannya "Di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang". Wahyu 46. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "kristal es" di sini adalah krustallos G2930, kata yang "digunakan dalam bahasa Yunani kuno untuk es". Vincent’s Word Studies. Banyak lagi yang bisa dikatakan tentang hal ini, tetapi bukan dalam lingkup penelitian ini untuk menggali lebih jauh ke dalam tambang emas khusus ini. 5. Sebuah suara berbicara dari cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang ada di atas mereka kepada makhluk-makhluk itu. Lihat Yehezkiel 125. 6. Yehezkiel memandang Yahuwah di atas takhta-Nya di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛]. Lihat Yehezkiel 126-28. Yehezkiel, di sini, telah melukiskan gambaran yang sangat jelas tentang Yahuwah yang bertakhta dalam kemuliaan di atas takhta-Nya di atas cakrawala, yang tampak baginya seperti kristal es. Nabi menegaskan gambaran ini lagi dalam penglihatan yang lain Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala [H7549 - râqı̂ya‛] yang di atas kepala kerub tampak di atas mereka sesuatu yang menyerupai takhta, yang seperti permata lazurit kelihatannya. Yehezkiel 101 Yesaya, Elifas, Elihu, dan Yehezkiel semua setuju bahwa Yahuwah bertakhta di atas cakrawala yang padat. Tampaknya bahwa Bumi ini dalam arti yang sebenarnya adalah tumpuan kaki Yahuwah Beginilah firman Yahuwah Langit [H8064 - shâmayim] adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Lihat Yesaya 661. Bumi itu datar Dalam kitab Ayub, kita menemukan monolog yang sangat menarik dan penuh wawasan. Dalam pasal 38, Yahuwah menampakkan diri kepada Ayub dan mulai bertanya kepadanya. Salah satu dari pertanyaan ini secara khusus berkaitan dengan penelitian ini Apakah engkau mengerti luasnya [H7338 - rachab] bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Ayub 3818, KJV Kata, luasnya, di sini adalah rachab H7338, yang berarti "luas, hamparan luas atau lebar." Kamus BDB. Ini tampaknya seperti sebuah pertanyaan sah yang sempurna pada Bumi yang datar. Namun, tidak masuk akal sama sekali, dalam konteks bumi yang bulat. Dalam Kitab Daniel, rincian dari mimpi nubuatan Nebukadnezar menunjukkan bahwa bumi itu datar Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daniel 410-11, KJV Nebukadnezar mengatakan bahwa ia memimpikan sebuah pohon yang tumbuh begitu tinggi sehingga pohon itu dapat "dilihat sampai ke ujung seluruh bumi". Walaupun ini hanyalah sebuah mimpi, namun masih tetap menjadi indikasi dari bumi yang datar, karena hanya pada bentuk bumi yang datar hal ini akan menjadi mungkin. Konsep ini akan menjadi sebuah ucapan yang mustahil pada model yang bulat. Sekarang, mari kita melihat pada beberapa penjabaran mulia mengenai kembalinya Sang Juruselamat kita yang penuh kasih Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu". Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan? Wahyu 612-17, KJV Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. Wahyu 17, KJV Menurut Yohanes sang Pewahyu 1. Bintang-bintang akan berjatuhan ke Bumi. Lihat Wahyu 613. Yohanes, seperti nabi-nabi lain yang menjelaskan tentang topik ini, jelas tidak percaya bahwa bintang-bintang memiliki ukuran raksasa lebih besar dari bumi yang berada jutaan mil jauhnya. Jika ini terjadi, sebagaimana yang astronomi moderen maksudkan, dampak dari satu bintang akan cukup untuk memusnahkan seluruh bumi. Perhatikan juga bahwa Yohanes mengatakan bintang-bintang "jatuh" ke bumi; dia tidak mengatakan bahwa bintang-bintang meluncur ke arah Bumi. 2. Langit kemudian akan digulung seperti gulungan kitab. Lihat Wahyu 614. Hal ini sesuai dengan penggambaran di semua kitab mengenai langit yang terbentang seperti kain tirai atau tenda. Penjabaran ini akan menjadi sangat tidak masuk akal jika bumi itu bulat. 3. Semua orang di Bumi akan melihat Yahushua datang dalam kemuliaan. Lihat Wahyu 17. Ini masuk akal pada bumi datar, tapi tidak mungkin jika bumi itu bulat. 4. Orang-orang jahat yang tidak bertobat akan berusaha untuk menyembunyikan diri dari "murka Anak Domba" dan "dari hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu". Lihat Wahyu 615-16. Ketika langit digulung kembali "seperti gulungan kitab", orang fasik akan memandang wajah-Nya yang duduk di atas takhta di atas kubah langit, atau "lingkaran [H2329 - chûg] bumi" Yes. 4033, dan akan berusaha untuk menyembunyikan diri. Kitab Suci mengatakan bahwa, pada Kedatangan Kedua Yahushua, langit akan digulung “seperti gulungan kitab yang digulung”, dan bahwa “semua mata akan melihat Dia”. Lihat Wahyu 17; 612-17. Hal itu harus membutuhkan sebuah persetujuan asumsi yang besar dan manipulasi untuk membuat ayat-ayat ini selaras dengan model bumi yang bulat. Ketika langit digulung, orang-orang fasik akan melihat Yahuwah di atas takhta-Nya, dan mereka akan berusaha untuk menyembunyikan diri dari kemuliaan kehadiran-Nya. Benda-benda langitlah yang bergerak, bukan Bumi. Lalu Yosua berbicara kepada Yahuwah pada hari Yahuwah menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Lihat Yosua 1012-13. Ayat ini sudah sangat jelas "matahari tidak bergerak ditengah langit". Yosua memerintahkan matahari dan bulan untuk berhenti di langit. Dia tidak memerintahkan bumi untuk berhenti berputar. Sebagai para pelajar Alkitab yang jujur, kita harus mengakui kejelasan ayat ini. Yahuwah mengharamkan kita memutarbalik Kitab Suci dengan menyetujui teori pseudo-ilmiah manusia milik Copernicus berpusat di matahari, yang bertentangan dengan Kitab Suci mulai dari kitab Kejadian. Ilmu Pasti yang dapat diuji dan diamati membenarkan fakta dari Bumi yang statis Percobaan-percobaan, dan Dugaan Efek Koriolis. Dalam kitab Yesaya, kita memiliki catatan terilhami mengenai bagaimana Yahuwah menyebabkan matahari mundur di langit, menyebabkan bayangan matahari bergerak mundur Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh derajat yang telah dijalaninya. Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh derajat dari jarak yang telah dijalaninya. Yesaya 388, KJV Yesaya mengatakan dalam bahasa yang jelas bahwa "matahari mundur sepuluh derajat". Tidak ada pertanyaan tentang hal itu; Yesaya percaya bahwa mataharilah yang bergerak, bukan Bumi. Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Raja Daud juga percaya bahwa mataharilah yang bergerak Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Langit menceritakan kemuliaan Elohim, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. Lihat Mazmur 191-6. Yahuwah mengharamkan kita untuk membuat kesaksian para nabi tunduk kepada teori manusia penipu yang sesat. Bukti Empiris mendukung Bumi datar Di bawah ini, kita secara singkat akan bersentuhan dengan beberapa bukti empiris yang mendukung Bumi Datar. Bukti-bukti ini tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah daftar yang lengkap. Adalah bukan tujuan kami di sini untuk menghadirkan rincian besar mengenai perihal ini, karena sudah ada sejumlah besar informasi yang tersedia secara online bagi mereka yang jujur ​​mencari kebenaran. Jelas tidak ada kelengkungan Jika Bumi adalah sebuah bola yang memiliki lingkaran mil seperti yang diklaim oleh NASA, maka permukaan air seharusnya melengkung ke bawah 8 inci per mil dikalikan dengan kuadrat jaraknya. Ini berbanding lurus dengan penurunan jarak pandang pada tingkat ketinggian obyek yang jauh. Eksperimen yang tak terhitung jumlahnya telah dilakukan untuk menguji hal ini, tapi semua telah gagal untuk menunjukkan adanya kelengkungan. Air selalu selevel dengan sempurna. Tidak melengkung. Beberapa contoh Fakta bahwa para surveyor, teknisi, arsitek, perwira angkatan laut, dll. tidak mempertimbangkan kelengkungan bumi ketika merancang/merencanakan proyek-proyek mereka Walaupun beberapa orang mengklaim bahwa jembatan tertentu dibangun dengan kelengkungan dalam pikiran, kesalahan dari pendapat ini menjadi jelas ketika seseorang menyadari bahwa air yang ada di bawah jembatan tidak mengikuti kelengkungan jembatan itu. Air selalu menemukan levelnya sendiri; dan itu tidak pernah melengkung. Fakta bahwa pilot pesawat tidak perlu terus-menerus mencondongkan hidung pesawat mereka ke bawah untuk menjaga mereka tetap berada di ketinggian yang sama dan mencegah mereka terbang ke luar angkasa yang akan benar-benar diperlukan jika mereka terbang ratusan mil per jam pada sebuah benda bulat. Fakta bahwa sungai-sungai mengalir melalui jalur yang memiliki rintangan paling kecil, tetapi ditemukan di banyak tempat di dunia sungai mengalir ke atas dan naik melewati bermil-mil ketinggian Contoh Sungai Mississippi harus naik 11 mil sebelum mencapai Teluk Meksiko. Walaupun pernah ada pikiran bahwa kelengkungan Bumi atau air yang menyebabkan lambung kapal menghilang saat mereka melakukan perjalanan menjauh dari yang melihatnya, kita sekarang tahu bahwa ini hanya karena "hukum cara pandang". Seluruh kapal yang telah lama menghilang dari pandangan mata telanjang dapat dengan mudah didekatkan kembali dalam pandangan dengan bantuan teleskop atau alat pembesar yang serupa. Gravitasi belum pernah dibuktikan; gravitasi harus diterima dengan iman demi mendukung model bumi bulat. Gravitasi adalah sesuatu yang telah kita terima begitu saja sebagai kebenaran ketika kita masih anak-anak karena kita telah didoktrin/dicuci otaknya oleh sistem "pendidikan", namun pada kenyataannya, teori ini sangat tidak masuk akal. Apakah kita benar-benar percaya bahwa ada kekuatan magis yang disebut "gravitasi" yang begitu kuat melampaui fikiran sehingga dapat memaku seluruh lautan ke Bumi, namun tidak dapat mengatasi awan asap yang paling kecil atau bahkan serangga bersayap terkecil? Apakah kita benar-benar percaya bahwa kekuatan khayalan yang disebut "gravitasi" ini bisa membuat hujan terbalik atau menyebabkan tanaman tumbuh menyamping? ...semuanya tanpa kita menyadarinya? Kebetulan, mereka yang mempromosikan teori gravitasi juga mengatakan bahwa bumi menggelinding mil per jam, saat mengitari matahari dengan kecepatan mil per jam, dan melaju melalui alam semesta pada kecepatan mil per jam. Namun, anda tidak merasakan bahkan sedikit pun gerakan saat anda duduk di depan komputer anda membaca artikel ini. Ini tidak masuk akal. Pseudo-ilmiah moderen pada dasarnya mengatakan "Abaikan Alkitab anda, indra anda, pemikiran anda, dan semua data yang teruji, teramati dan telah berulang kali diambil... dan percayalah dengan membabi buta pada apa yang diberitahukan oleh buku cetak anda". Mereka yang memiliki kewenangan duniawi mengetahui dengan baik bahwa, "Jika anda mengatakan kebohongan yang cukup besar dan menceritakannya cukup sering, maka itu akan dipercaya". Adolf Hitler Jangan salah; Musuh memiliki sebuah agenda. Sebuah video singkat Gravitasi atau Berat Jenis? Ufuk atau kaki langit selalu muncul di depan mata pengamat bahkan ketika naik terbang dengan menggunakan pesawat pada ketinggian kaki di atas bumi. Tidak pernah ada titik di mana pengamat harus melihat ke bawah untuk menemukan ufuk dari lengkungan bulatan. Perhatikan lidah ular yang bercabang dua yang ada pada logo NASA. Ufuk atau kaki langit akan selalu terlihat datar secara sempurna. Kesulitan yang dituliskan oleh para kapten kapal yang mencoba untuk melayari “belahan bumi selatan” ketika berasumsi bahwa Bumi adalah sebuah bola bulat Jika Bumi ini bulat, garis bujur akan semakin menyempit karena anda pindah dari khatulistiwa menuju tempat yang diduga "kutub selatan". Namun, pada Bumi datar, garis bujur akan terus melebar mulai dari bagian luar Kutub Utara, yang berarti bahwa garis ini semakin melebar saat anda bergerak ke selatan. Laporan oleh para penjelajah pada tahun 1700-an dan 1800-an memperkirakan bahwa mereka telah melintasi lebih dari mil ketika mencoba untuk mengelilingi Antartika, yang sebenarnya adalah merupakan cincin es terluar di Bumi yang Datar misalnya James Cook, James Clark Ross, ekspedisi "Penantang" Inggris. Ingatlah bahwa, menurut NASA, bola dunia ini hanya memiliki lingkaran sejauh mil. Pola penerbangan yang tidak masuk akal dari pesawat komersial Sebuah video singkat Down South Fakta bahwa benda-benda yang jauh, bahkan ketika pandangan dengan mata telanjang membuat benda itu nampak berada di atas ufuk, tidak tampak menjauh dengan condong di mata para pengamat yang harus terjadi jika benda itu melewati dugaan titik kelengkungan pada Bumi bulat. Pada sebuah bola Bumi di bawah kekuatan "gravitasi", balon udara panas akan nampak condong ke belakang karena balon itu terbang ke atas langit menjauh dari pengamat, membuat bagian bawah dari keranjangnya semakin terlihat. Laporan bahwa Polaris Bintang Utara telah terlihat di arah selatan sejauh 20 derajat Lintang Selatan, namun yang diduga bintang Kutub Selatan Sigma Octantis tidak konsisten terlihat dari setiap garis bujur bahkan di khatulistiwa dan anomali-anomali rasi bintang lainnya yang dapat dilihat Pola cuaca dan arus laut lebih masuk akal di Bumi datar Peta Kesamaan Jarak Azimut Klik pada "bumi" di pojok kiri bawah dari peta yang ditampilkan di link ini untuk mendapatkan lebih banyak pilihan pandangan. Kebetulan, ini adalah peta yang sama yang digunakan oleh PBB dalam logo mereka. Fakta bahwa NASA sebuah serikat militer rahasia tidak pernah menghasilkan sebuah foto Bumi yang sebenarnya, dan terus-menerus bekerja untuk menipu... Foto dari Robert Simmon di depan “Pualam Biru”. Kredit NASA/W. Hrybyk NASA secara terbuka mengakui bahwa gambar-gambar mereka diciptakan dengan data komputer; gambar-gambar itu bukan foto. Ketika Robert Simmon, sang visualisi dan perancang dari NASA ditanya, "Apa hal paling keren yang pernah anda lakukan sebagai bagian dari pekerjaan anda di Goddard?" dia menjawab "Terakhir kali ada orang yang mengambil foto dari atas orbit Bumi rendah yang menunjukkan seluruh belahan satu sisi dari sebuah bola adalah pada tahun 1972 selama Apollo 17. Satelit-satelit pada Sistem Observasi Bumi milik NASA EOS telah dirancang untuk memberikan laporan kondisi kesehatan Bumi. Pada tahun 2002, kami akhirnya memiliki data yang cukup untuk membuat sebuah foto dari keseluruhan bumi. Jadi kami yang membuatnya. Bagian yang sulit adalah menciptakan sebuah peta datar dari permukaan bumi dengan menggunakan data satelit dalam kurun waktu empat bulan. Reto Stockli, sekarang bertugas di Kantor Meteorologi dan Klimatologi Swiss, melakukan banyak pekerjaan ini. Kemudian kami membungkuskan peta datar itu di sekeliling sebuah bola. Bagian saya adalah membentuk permukaan, awan, dan lautan untuk memenuhi harapan orang banyak tentang bagaimana Bumi terlihat dari luar angkasa. Bola itu menjadi Bola Pualam Biru yang terkenal. Saya sangat senang dengan itu tetapi tidak tahu seberapa luas itu akan tersebar. Kami tidak pernah berpikir itu akan menjadi sebuah model. Saya pasti tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi "Tn. Pualam Biru". Dari saat itu kami memperbarui peta dasar dengan meningkatkan resolusi dan, pada tahun 2004, kami membuat serangkaian peta bulanan". Bagaimana gambar "pualam biru" dari Bumi diciptakan? Menurut NASA, sebuah "peta datar" diciptakan dari data yang dianggap data satelit dan kemudian dibungkuskan "di sekeliling sebuah bola". Gambar itu kemudian dipoles hingga "sesuai dengan harapan masyarakat tentang bagaimana bumi terlihat dari ruang angkasa". Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap Yahuwah, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?" Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya "Ia tidak tahu apa-apa"? Lihat Yesaya 2915-16. Siapa yang anda percaya? Nabi-nabi Yahuwah atau serikat militer rahasia di NASA? Beginilah firman Yahuwah "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Yahuwah! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Yahuwah, yang menaruh harapannya pada Yahuwah! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Lihat Yeremia 175-8. Konten Terkait Yesuit & Bumi yang Bulat Induk dari Segala Konspirasi Bumi Datar Singkirkan yang Bulat! 1 Walaupun ini adalah sebuah penafsiran yang dipegang oleh banyak penafsir Alkitab, adalah mungkin pendapat yang wajar bahwa “lingkaran bumi” yang disebutkan oleh Yesaya Yes. 4022 adalah sebenarnya sebuah rujukan pada bentuk lingkaran Bumi. Hal ini sangat masuk akal. Namun nabi dengan jelas tidak mengatakan bahwa Bumi adalah bulat. .
  • n8yfvye7a8.pages.dev/99
  • n8yfvye7a8.pages.dev/494
  • n8yfvye7a8.pages.dev/475
  • n8yfvye7a8.pages.dev/438
  • n8yfvye7a8.pages.dev/44
  • n8yfvye7a8.pages.dev/471
  • n8yfvye7a8.pages.dev/261
  • n8yfvye7a8.pages.dev/423
  • bumi itu datar menurut alkitab